Berita  

Imran Khan, Mantan Perdana Menteri Pakistan, Gunakan Suara AI dari Penjara

Imran Khan Foto Mina News

JagatBisnis.comDalam sebuah langkah inovatif, mantan Perdana Menteri Pakistan, Imran Khan, yang saat ini mendekam di penjara, telah menggunakan suara yang dihasilkan oleh kecerdasan buatan (AI) untuk berbicara kepada para pendukungnya. Pidato tersebut, yang diperdengarkan bersama foto Khan dalam rapat umum Partai Pakistan Tehreek-e-Insaf, mendapatkan perhatian besar dengan lebih dari 1,4 juta tayangan di YouTube dan puluhan ribu pemirsa pada siaran langsung di media sosial.

Baca Juga :   Perdana Menteri Italia Giorgia Meloni Putus dengan Pasangan Usai Kontroversi Komentar Seksis

Dalam pidatonya, Khan menyampaikan kekecewaannya karena partainya dilarang menggelar rapat umum fisik. Dia mendesak para pendukungnya untuk meraih suara besar pada pemilihan umum yang dijadwalkan pada 8 Februari. Khan juga mengeluhkan intimidasi terhadap keluarga pendukungnya, dengan menyatakan bahwa “orang-orang kita diculik dan keluarga mereka diintimidasi.”

Namun, selama siaran langsung, gangguan teknis terjadi, memicu kekhawatiran akan transparansi dalam pemilihan tersebut. Pengguna di Pakistan melaporkan masalah internet lambat dan throttling, suatu teknik pembatasan kecepatan akses yang digunakan oleh regulator telekomunikasi.

Baca Juga :   Perdana Menteri Hongaria Viktor Orban Menantang Uni Eropa, Ancam Blokir Aksesi Ukraina

Regulator telekomunikasi Pakistan mengumumkan bahwa mereka sedang menyelidiki gangguan tersebut, meskipun mengklaim bahwa aksesibilitas internet secara keseluruhan tetap normal. Terlepas dari gangguan tersebut, suara Khan dalam pidato tersebut dihasilkan dari tulisan yang telah disetujuinya dari dalam penjara, demikian diungkapkan oleh pejabat partai.

Baca Juga :   Pasangan Pembunuh Indonesia Dihukum 35 Tahun Penjara oleh Pengadilan Malaysia

Pentingnya acara ini semakin meningkat karena larangan pertemuan fisik dan pemblokiran media yang dihadapi oleh para pejabat partai. Murtaza Solangi, menteri informasi pemerintah sementara Pakistan, yang bertanggung jawab atas pengawasan pemilu, belum memberikan tanggapan terkait gangguan teknis tersebut.

(tia)

MIXADVERT JASAPRO