Berita  

Perpanjangan Jam Kerja Rumah Sakit dan Krisis Kesehatan di Korea Selatan

Korea Selatan

JagatBisnis.comPerdana Menteri Han Duck-soo mengumumkan pada Jumat bahwa rumah sakit umum di Korea Selatan akan memperpanjang jam kerja sebagai respons terhadap pemogokan massal dokter residen. Pemogokan tersebut merupakan bentuk protes terhadap rencana pemerintah untuk meningkatkan jumlah mahasiswa kedokteran.

Dengan lebih dari 7.800 dokter keluar dari tugas, sekitar dua pertiga dokter muda di negara tersebut, layanan kesehatan berada dalam tekanan besar. Rumah sakit telah menolak pasien dan membatalkan operasi, menyebabkan pemerintah memperluas penggunaan telemedis untuk mengatasi lonjakan pasien.

Perdana Menteri Han Duck-soo menyatakan, “Pengoperasian institusi medis publik akan ditingkatkan secara maksimal,” sambil menambahkan bahwa rumah sakit akan buka lebih lama, termasuk pada akhir pekan dan hari libur. Kementerian Kesehatan juga mengizinkan semua rumah sakit dan klinik untuk menawarkan layanan telemedis.

Baca Juga :   Buruknya Jambore Pramuka 2023 di Korea Selatan: Toilet Kotor, Dana Dikorupsi, dan Aib Nasional

Meskipun pemogokan memasuki hari keempat, dokter senior dan Asosiasi Medis Korea belum ikut serta, namun telah mengadakan aksi unjuk rasa menuntut pembatalan rencana pemerintah. Warga mendukung rencana penerimaan lebih banyak sekolah kedokteran, menurut jajak pendapat terbaru.

Baca Juga :   Anak di Tambora Aniaya Ayahnya hingga Masuk RS

Pemerintah Korea Selatan berencana mengatasi kekurangan dokter yang diperkirakan terjadi pada 2035. Namun, dokter yang mogok mengklaim bahwa masalahnya adalah gaji dan kondisi kerja, bukan jumlah dokter.

Baca Juga :   Amerika dan Korea Selatan Waspada Serangan Nuklir Korea Utara

Meningkatnya tekanan terhadap sistem kesehatan membuat pemerintah meningkatkan kewaspadaan menjadi “parah.” (tia)

MIXADVERT JASAPRO