JagatBisnis.com –Sebagai Ketua ASEAN tahun 2023, Indonesia menyelenggarakan pertemuan strategis dengan pemangku kepentingan utama Myanmar pada 20-22 November 2023, dengan tujuan mendorong implementasi Konsensus Lima Poin dan memajukan dialog inklusif guna mencapai solusi politik atas krisis yang melanda negara tersebut.
Pertemuan ini, sebagaimana dilaporkan oleh Antara pada Jumat, 24 November 2023, dihadiri oleh berbagai pemangku kepentingan yang mewakili kelompok-kelompok kunci di Myanmar. Ini termasuk kelompok Revolusi Musim Semi yang memiliki hubungan dengan rezim militer yang berkuasa (SAC), dan Organisasi Bersenjata Etnis (EAOs) di Myanmar yang telah menandatangani Nota Kesepahaman Damai (NCA) atau dikenal sebagai Tim Pengarah Proses Perdamaian (PPST). Perwakilan dari Laos, yang akan menjadi Ketua ASEAN tahun depan, juga turut hadir.
Pertemuan dilakukan secara terpisah berdasarkan kelompoknya masing-masing, membahas isu-isu krusial termasuk hubungan dengan militer, perwakilan dari Revolusi Musim Semi termasuk Pemerintah Persatuan Nasional Myanmar (NUG), dan perwakilan PPST.
Tujuan utama pertemuan ini adalah membawa semua pihak yang terlibat dalam konflik ke dalam dialog inklusif, mengurangi tingkat kekerasan, dan memastikan pengiriman bantuan kemanusiaan yang aman bagi masyarakat Myanmar yang terdampak oleh konflik berkepanjangan.
Kantor Utusan Khusus ASEAN untuk Myanmar memainkan peran kunci dalam memfasilitasi pertukaran pesan dari masing-masing kelompok. Pesan-pesan ini diharapkan dapat membuka jalan bagi kemungkinan dialog awal, yang diinginkan dapat mengarah pada dialog nasional yang inklusif untuk menemukan solusi berkelanjutan dan komprehensif terhadap krisis di Myanmar.
Ngurah Swajaya dari Kantor Utusan Khusus ASEAN untuk Myanmar menyatakan komitmen Indonesia untuk terus membantu masyarakat Myanmar mencari solusi politik yang komprehensif demi perdamaian dan stabilitas yang tahan lama. Sejalan dengan keputusan KTT ke-43 ASEAN, Indonesia berharap dapat bekerja sama erat dengan Ketua ASEAN tahun 2024 untuk memastikan kelanjutan upaya blok tersebut dalam membantu rakyat Myanmar.
(tia)
