Berita  

Proses Evakuasi WNI dari Jalur Gaza Terkendala oleh Kondisi Tidak Kondusif

Gaza Foto Tirto.ID

JagatBisnis.com – Rencana evakuasi sepuluh Warga Negara Indonesia (WNI) dari Jalur Gaza, yang telah diinisiasi oleh pemerintah Indonesia, menghadapi berbagai kendala signifikan akibat kondisi yang saat ini tidak kondusif. Fikri Rafi’ul Haq, seorang mahasiswa Indonesia yang menjadi relawan di Lembaga Medis dan Kemanusiaan (MER-C), mengungkapkan hal ini.

WNI yang berada di Jalur Gaza telah menerima saran untuk evakuasi dari Kedutaan Besar Republik Indonesia di Amman, Kedutaan Besar Republik Indonesia di Kairo, dan Kementerian Luar Negeri. Namun, situasi menjadi semakin rumit dengan ditutupnya perbatasan Rafah, satu-satunya pintu masuk ke Jalur Gaza yang tidak dikendalikan oleh Israel, akibat serangan udara Israel.

Fikri menjelaskan, “Kami kemarin sudah mengikuti rapat melalui Zoom, dan ada banyak kendala yang membuat evakuasi tidak mudah karena kondisi saat ini belum kondusif.”

Baca Juga :   WNI Diminta Tak Usah Pergi ke Luar Negeri

Sementara Fikri dan dua relawan MER-C lainnya, Reza Aldilla Kurniawan dan Farid Zanzabil Al-Ayubi, yang juga merupakan WNI, telah diberi instruksi oleh pusat MER-C untuk tetap tinggal di Jalur Gaza, beberapa relawan lain telah memilih untuk pulang demi keselamatan pribadi.

Baca Juga :   BP2MI Ungkap Motif 30 WNI Baku Hantam di Taiwan: Adu Ilmu Bela Diri

Fikri menyatakan, “Kalau memang terlalu parah (situasinya), kita, Insyaallah, dievakuasi.”

Ketiga WNI yang menjadi relawan MER-C saat ini bertugas di Rumah Sakit Indonesia (RSI) di Bayt Lahiya, wilayah Gaza utara, selama konflik yang kembali meletus antara Israel dan Palestina pada tanggal 7 Oktober 2023. Fikri menggambarkan bahwa banyak warga yang saat ini mengungsi di RSI. Jumlah pengungsi begitu besar sehingga mereka terpaksa tidur di luar ruangan RSI, terutama menjelang musim dingin.

Baca Juga :   WNI dari Negara Varian Omicron Tidak Dilarang Masuk ke Indonesia

“Mereka mencari tempat aman. Karena sekolah yang dikelola oleh PBB, yang juga menjadi salah satu tempat pengungsian, sudah penuh,” tambahnya.

(tia)

MIXADVERT JASAPRO