Berita  

Pemimpin ASEAN Sepakat Bentuk Troika dalam Upaya Penyelesaian Krisis Myanmar

ASEAN Foto Tirto.ID

JagatBisnis.comPemimpin-pemimpin Bangsa-bangsa Asia Tenggara mengakui bahwa belum ada kemajuan signifikan dalam implementasi solusi damai untuk mengatasi krisis yang berkepanjangan di Myanmar, yang dikenal dengan Five Point of Consensus. Keputusan untuk membentuk troika dalam upaya mengatasi krisis ini diambil dalam KTT ASEAN ke-43 yang berlangsung di Jakarta pada hari Selasa, 5 September 2023.

ASEAN pertama kali menyepakati konsensus lima butir ini setelah kudeta di Myanmar pada bulan Februari 2021. Solusi damai tersebut mencakup beberapa langkah, termasuk menghentikan kekerasan, penyelenggaraan dialog antara semua pihak, penunjukan utusan khusus, pengizinan bantuan kemanusiaan dari ASEAN, dan kunjungan utusan khusus ke Myanmar untuk bertemu dengan semua pihak terkait.

Troika yang dimaksud adalah kerja sama antara ketua ASEAN yang sedang menjabat, ketua tahun sebelumnya, dan ketua tahun mendatang dalam menangani krisis Myanmar. Hal ini tertuang dalam dokumen “ASEAN leaders’ review and decision on the implementation of five point consensus.”

Baca Juga :   Budiman Sudjatmiko: Keberanian adalah Syarat Utama Seorang Pemimpin

Menteri Luar Negeri Indonesia, Retno Marsudi, menjelaskan bahwa keputusan pembentukan troika ini adalah untuk memastikan kelangsungan penanganan krisis di Myanmar. Ia menyadari bahwa situasi ini tidak akan berubah dalam waktu singkat. Myanmar telah mengalami kekerasan dan krisis ekonomi sejak militer merebut kekuasaan melalui kudeta pada tahun 2021.

Sejak akhir tahun 2021, ASEAN telah melarang junta Myanmar hadir dalam pertemuan tingkat tinggi ASEAN sampai ada kemajuan yang signifikan dalam penyelesaian krisis sesuai dengan Five Point of Consensus. Di pertemuan ini, tidak ada perwakilan Myanmar yang hadir, baik di KTT ASEAN maupun dalam pertemuan menteri luar negeri.

Baca Juga :   Wartawan AS Dijatuhi Hukuman 11 Tahun Penjara oleh Pengadilan Militer Myanmar

Retno menegaskan bahwa keterwakilan non-politis Myanmar akan tetap dipertahankan dalam ASEAN. Selain itu, Filipina dijadwalkan akan menggantikan Myanmar sebagai ketua ASEAN pada tahun 2026.

Meskipun beberapa pengamat telah mengkritik beberapa aspek dari Five Point of Consensus, seperti keterbatasan mekanisme pengiriman utusan khusus, ASEAN tetap akan mempertahankan konsensus lima butir tersebut. Direktur Kerja Sama ASEAN Kementerian Luar Negeri Indonesia, Sidharto Suryodipuro, menekankan bahwa peran utusan khusus akan tetap ada, sementara troika dibentuk sebagai mekanisme konsultasi tambahan.

Baca Juga :   Perkuat Sinergi ASEAN, Agar Perempuan Berdaya Ekonomi Optimal

Pemimpin ASEAN mengapresiasi upaya Indonesia dalam meningkatkan bantuan kemanusiaan ke Myanmar melalui AHA Centre. Awalnya, bantuan tersebut hanya dapat disalurkan melalui junta militer. Indonesia telah secara intensif terlibat selama 9 bulan sebagai ketua ASEAN dalam upaya menyelesaikan krisis ini.

Presiden Indonesia, Joko Widodo, menyatakan bahwa ASEAN harus bersatu dan berani mengevaluasi diri dalam menemukan solusi bagi krisis Myanmar yang telah berlangsung selama dua tahun. “Kita butuh upaya yang lebih taktis dan luar biasa untuk mengimplementasikan Five Point of Consensus,” kata Jokowi dalam sesi retreat KTT ASEAN. Upaya tersebut menjadi kunci dalam mencari jalan keluar dari krisis yang mempengaruhi seluruh kawasan Asia Tenggara.

(tia)

MIXADVERT JASAPRO