JagatBisnis.com – Peningkatan kasus bunuh diri di Korea Utara dan langkah-langkah yang diambil oleh pemimpin Kim Jong Un untuk mencegahnya. Menurut laporan dari Badan Intelijen Nasional Korea Selatan, jumlah kasus bunuh diri di Korea Utara telah meningkat sekitar 40 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Situasi tersebut disebabkan oleh kerusuhan internal dan kesulitan ekonomi yang dihadapi oleh rakyat Korea Utara.
Kim Jong Un secara resmi menyatakan bahwa bunuh diri dianggap sebagai tindakan pengkhianatan terhadap sosialisme. Dalam pertemuan darurat di setiap provinsi, Kim Jong Un mengeluarkan perintah rahasia kepada otoritas lokal untuk mencegah bunuh diri. Beberapa pejabat dari provinsi Hamgyong Utara dan Ryanggang mengungkapkan bahwa mereka telah menghadiri pertemuan semacam itu, di mana kasus-kasus bunuh diri yang mengkhawatirkan dibahas secara rinci.
Beberapa contoh kasus bunuh diri yang diungkapkan termasuk keluarga yang mengakhiri hidup mereka bersama, seorang bocah lelaki yang memakan racun tikus setelah kehilangan orang tuanya karena kelaparan, dan pasangan yang menggantung diri di pegunungan. Kelaparan menjadi masalah serius di Korea Utara, terutama karena krisis pangan yang disebabkan oleh berbagai faktor seperti bencana alam, sanksi internasional, dan pemotongan tajam dalam perdagangan dengan China akibat penutupan perbatasan dan penguncian akibat pandemi Covid-19.
Meskipun ada kesulitan yang dihadapi oleh negara, surat kabar resmi Korea Utara, Rodong Sinmun, mendesak kemandirian ekonomi dan menentang ketergantungan pada bantuan eksternal. Surat kabar tersebut mengkritik bantuan ekonomi sebagai “jebakan untuk menjarah dan menaklukkan” negara dan mengganggu politik internal. (tia)
