Berita  

Balita Di Korea Utara Di Penjarakan Seumur Hidup Karena Alkitab

Korea Utara

JagatBisnis.com – Seseorang bayi berumur 2 ketahuin di Korea Utara dijatuhi vonis kurungan sama tua hidup sesudah para penguasa mendapatkan serupa Alkitab kepunyaan orang berumur bayi itu semacam dikutip The New York Post dahulu minggu ini.

sejumlah 70.000 orang Kristen dikurungankan di Korea Utara, bagi keterangan privilese berkeyakinan global terkini oleh seksi Luar Negeri Amerika kongsi. penemuan itu menggarisdasari aksi vonis sadis yang selaku teratur digeluti oleh kepala paling tinggi Kim Jung Un terhadap pengikut agama di negeri komunis itu.

Orang yang terjerat membawa duplikat Alkitab di Korea Utara mendapati vonis mati, tengah keluarga mereka — terhitung anak-anak — dijatuhi vonis kurungan sama tua hidup.

keterangan itu menerangi pemenjaraan serupa keluarga p tampak 2009 berlandaskan pengerjaan keyakinan mereka serta kepemilikan Alkitab oleh orang berumur mereka. segala keluarga, terhitung orok berumur 2 tahun, dijatuhi vonis sama tua hidup di barak penjara.

Baca Juga :   Saat Uji Coba, Rudal Balistik Korea Utara Meledak di Udara

“Hak menurut independensi berasumsi, beriman, serta memeluk [di DPRK] jua kemudian ditolak, tanpa tampak sistem keyakinan pilihan yang ditoleransi oleh pihak berhak,” tutur Sekretaris Jenderal PBB António Guterres Juli berlanjut.

Guterres menulis macam mana suasana di Korea Utara tidak bersalin semenjak pernyataan hak fundamental orang pada 2014, yang mendapatkan apabila pihak berhak “nyaris seluruhnya menggugat hak menurut independensi berasumsi, batin kalbu, serta agama”. PBB jua mendapatkan apabila negara kerap melanggar hak fundamental orang. adalah kekejian kepada keorangan.

keterangan pada 2022 mendapatkan apabila negara Korea Utara kemudian “melaksanakan, menyakiti, menjaring, serta menyakiti orang selaku tubuh karna aktivitas keyakinan mereka”.

penyekatan ekspedisi efek endemi COVID-19 jua kurangi data yang cawis mengenai hal itu. perihal ini menekan seksi Luar Negeri AS buat bergerak serupa dengan konfigurasi non-negara (LSM), regu hak fundamental manusia, serta PBB buat mengonfirmasi klaim penindasan.

Baca Juga :   Hadapi Korut, Presiden Korsel Minta Perbarui Konsep Perang

tengah beberapa kecil instansi keyakinan yang tercatat selaku sah ada di Korea Utara, terhitung gereja, mereka berpraktik di bawah pengawasan negeri yang mengecil serta sepenggal besar berperan selaku hiasan untuk wisatawan asing, tutur para penguasa.

Pada Oktober 2021, LSM Korea Future mengumumkan pernyataan yang merinci pelanggaran independensi memeluk sesudah mewawancarai 244 korban.

Dari para korban yang diwawancarai, 150 orang menganut Shamanisme, 91 orang menganut agama Kristen, satu orang Cheondoisme, serta satu orang yang lain tidak dituturkan dinnya.

umur para korban berkisar dari 2 tahun sampai lebih dari 80 tahun, perempuan dan juga anak gadis adalah lebih dari 70 persen dari korban yang didokumentasikan.

keterangan itu mendapatkan apabila pemerintah Korea Utara mendakwa perseorangan ikut serta dalam pengerjaan keyakinan, menjalankan aktivitas keyakinan di tiongkok, mempunyai barang-barang keyakinan, menjalankan kontak dengan orang memeluk, serta mengasih keyakinan agama.

Baca Juga :   Militer AS: Uji Coba Rudal Korut Ancam Negara-negara Tetangga

alhasil, orang-orang dibekuk, ditahan, kegiatan mensyaratkan serta disiksa. Banyak jua yang ditolak meja hijau yang seimbang serta sebagai target kekerasan intim serta eksekusi massa.

seseorang desertir berikan tahu LSM Korea Selatan apabila pihak berhak memukuli pengikut Kristen serta Shamanic dalam terpidana, berikan mereka masakan yang terinfeksi, serta melaksanakan mereka selaku sewenang-wenang.

Yang lain menjelaskan apabila pada 2002, penguasa mengelak berikan masakan terhadap seseorang laki-laki Kristen, menimbulkan ia wafat di terpidana dalam periode 3 hari.

seseorang terpidana yang dibebaskan pada 2020 menjelaskan terhadap Radio Free Asia (RFA) apabila pihak berhak mengangkat orang Kristen dengan perlakuan setidaknya keras. Pihak berhak sempat mengharuskan mereka berdiri sepanjang 40 hari berturut-turut, menimbulkan tahanan kehilangan keahlian buat bercokol.

penganut Kristiani didapati selaku anak tangga terendah dalam publik Korea Utara serta terus-menerus “rentan serta dalam kesusahan,” bagi pernyataan itu. (tia)

MIXADVERT JASAPRO