JagatBisnis.com – Pemerintah Perancis telah menyetop pendanaan untuk sekolah Muslim terbesar di wilayah Lille, menimbulkan kontroversi terkait materi pengajaran yang dipertanyakan. Sekolah swasta Averroes, yang telah memiliki kontrak dengan negara sejak 2008, dihentikan pendanaannya setelah laporan kementerian mencatat disfungsi administratif dan keuangan.
Pada bulan Oktober, kantor kementerian dalam negeri lokal menyatakan bahwa beberapa aspek pengajaran di sekolah tersebut tidak sejalan dengan nilai-nilai republik Prancis. Keputusan ini dipandang sebagai tindakan keras terhadap sekolah Muslim, meningkatkan ketegangan di tengah masyarakat yang merasa semakin tidak diakui.
Kepala sekolah Averroes, Eric Dufour, menyatakan niat sekolah untuk menantang keputusan tersebut di pengadilan administratif. Meskipun laporan inspeksi kementerian pendidikan pada 2020 tidak menemukan pelanggaran terhadap nilai-nilai republik, kementerian belum memberikan rincian lebih lanjut mengenai pemutusan kontrak.
Kontroversi ini menjadi bagian dari serangkaian langkah kontroversial terhadap Muslim di Perancis, termasuk larangan abaya di sekolah-sekolah umum pada September dan perintah deportasi terhadap seorang imam tahun lalu. Sejumlah kelompok hak asasi manusia menyatakan bahwa penghentian pendanaan sekolah Averroes adalah bagian dari tindakan keras yang lebih luas terhadap minoritas Muslim di negara tersebut.
Reaksi masyarakat terhadap keputusan ini beragam. Mohamed Daoudi, seorang orang tua murid di sekolah tersebut, menyebutnya sebagai “perburuan penyihir” dan menganggapnya sebagai ketidakadilan ganda yang disertai penghinaan. Dia menyatakan kesiapannya untuk pindah ke Kanada jika sekolah ditutup.
(tia)
