Kebijakan Seragam SMA Negeri 6 Surabaya Timbulkan Kontroversi

Harga seragam sekolah di SMA Negeri 6 Surabaya : Kumparan

JagatBisnis.com –  Salah satu SMA Negeri ternama di Surabaya, yakni SMA Negeri 6, tengah menjadi sorotan setelah salah satu wali murid, Yahya (25 tahun), mengungkapkan keberatannya terhadap harga seragam yang dijual di sekolah tersebut. Berdasarkan laporan yang diterima, harga seragam ukuran jumbo mencapai Rp 3 juta, sementara ukuran biasa dijual seharga Rp 2,2 juta.

Dalam wawancara dengan media lokal, Yahya mengaku kaget mengetahui bahwa sistem beli baju seragam masih berlaku di SMA tersebut. Ia menuturkan bahwa adiknya sendiri harus mengeluarkan uang sebesar Rp 2,2-3 juta untuk seragam tersebut, tergantung pada ukuran yang dipilih. Harga yang cukup tinggi tersebut termasuk bahan kain seragam serta atribut sekolah, seperti baju putih abu-abu, seragam batik, kotak-kotak, seragam pramuka, seragam olahraga, dan atribut lainnya.

Sementara itu, Kepala Sekolah SMA Negeri 6 Surabaya, Mamik Pujowati, memberikan klarifikasi terkait kontroversi harga seragam tersebut. Ia menegaskan bahwa pembelian seragam di sekolah tersebut tidak diwajibkan bagi para wali murid. Bagi keluarga yang mampu dan bersedia membeli seragam dari sekolah, dipersilakan, tetapi Mamik juga menjelaskan bahwa pihak sekolah menyediakan seragam gratis untuk siswa yang kurang mampu, termasuk siswa yang mendapatkan afirmasi.

Baca Juga :   Kontroversi di Swedia saat Polisi Izinkan Demo Bakar Alquran di Depan Masjid selama Libur Idul Adha

Mamik juga menegaskan bahwa para wali murid tidak diharuskan membeli seluruh seragam, melainkan bisa memilih beberapa item seragam sesuai dengan kebutuhan. Sekolah juga memberikan alternatif bagi wali murid yang ingin membeli seragam di luar sekolah dengan dana yang lebih terjangkau, yaitu dengan membawa uang sekitar Rp 500 ribu. Hal ini dilakukan untuk memberikan fleksibilitas kepada orang tua siswa dalam memenuhi kebutuhan seragam.

Baca Juga :   Kontroversi di Swedia saat Polisi Izinkan Demo Bakar Alquran di Depan Masjid selama Libur Idul Adha

Meskipun kontroversi terkait harga seragam ini mencuat, Mamik mengungkapkan bahwa SMA Negeri 6 Surabaya selalu mengapresiasi peran orang tua siswa dan selalu berusaha memberikan solusi yang terbaik bagi semua pihak. Ditegaskannya kembali bahwa keputusan untuk membeli seragam di sekolah atau tidak tetap menjadi pilihan dari masing-masing wali murid.

Baca Juga :   Kontroversi di Swedia saat Polisi Izinkan Demo Bakar Alquran di Depan Masjid selama Libur Idul Adha

Kebijakan harga seragam di SMA Negeri 6 Surabaya ini menjadi sorotan dan menimbulkan perdebatan di masyarakat. Diharapkan, pihak sekolah terus berkomunikasi dengan para wali murid dan mencari solusi terbaik yang dapat mengakomodasi kebutuhan semua siswa tanpa memberatkan keluarga yang kurang mampu. (tia)

MIXADVERT JASAPRO