jagatbisnis.com – JAKARTA. Beroperasinya Starlink di Indonesia bak pisau bermata dua, kehadiran Starlink dengan teknologi baru akan membawa pemerataan internet dan disisi lain juga mengancam para emiten provider penyedia layanan internet.
Heru Sutadi, Pengamat Teknologi mengatakan datangnya Starlink ini dengan teknologi satelit Low Earth Orbit atau LEO yang artinya mereka berada di orbit rendah yang delaynya tidak terlalu tinggi dengan cakupan yang beragam.
Starlink yang merupakan layanan internet satelit yang dioperasikan oleh SpaceX, salah satu perusahaan milik Elon Musk. Heru memaparkan bahwa ini bisa menjangkau daerah 3T dengan branding yang sangat baik dan menjawab cakupan daerah yang selama ini susah mengakses internet.
“Harus diwaspadai dengan adanya predatory pricing, bukan berarti Starlink tidak akan menurunkan harga. Predatory Pricing ini menjadi ancaman karena bisa mematikan para pesaing yakni para emiten penyedia layanan internet,” kata Heru saat ditanya KONTAN pada Senin, (13/05).
Menurutnya jika terjadi ini, apabila Starlink menjual produk dengan sangat murah membuat para emiten pelayanan jasa internet dan operator selular bisa kalah saing. Semuanya termasuk kategori internet broadband dengan pangsa pasar yang sama, dan yang membedakannya adalah teknologinya.
“Sejauh ini masyarakat masih wait and see karena harga Starlink tergolong mahal dimana perbulan 750 ribu dengan biaya perangkatnya 7-8 juta. Kiranya ini untuk pasar korporasi yang menikmati layanan starlink, hanya saja untuk masyarakat umum itu pasti pikir-pikir kembali,” imbuhnya.
Heru menekankan agar pemerintah sebagai regulator dan pembina industri ini memastikan kompetisi yang sehat dengan harga dan kualitas. Harap regulator berada ditengah dengan netral tidak memihak salah satu pemain industrinya.
Sebagai informasi, Starlink akan segera melakukan uji coba internet satelit perdananya di Ibu Kota Nusantara (IKN). Melansir dari website Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) jadwal uji coba Starlink akan dilaksanakan Mei 2024 pada tujuh lokasi di wilayah Kawasan Inti Pusat Pemerintahan (KIPP) 1B. (Hfz)