Berita  

AS Memulai Pembelian Makanan Laut Jepang sebagai Respons atas Larangan Cina

Ikan

JagatBisnis.com – Amerika Serikat telah mulai membeli makanan laut Jepang untuk memasok militernya di Jepang, sebagai respons terhadap larangan Cina terhadap produk-produk tersebut. Larangan tersebut diberlakukan setelah Jepang membuang air olahan dari pembangkit listrik tenaga nuklir Fukushima yang lumpuh ke laut.

Dalam wawancara dengan Reuters, Duta Besar AS untuk Jepang, Rahm Emanuel, mengungkapkan inisiatif ini dan menyatakan bahwa Washington juga harus mencari cara untuk membantu mengimbangi larangan Cina yang dianggap sebagai bagian dari “perang ekonomi” yang dilancarkan oleh Cina.

Cina, yang merupakan pembeli terbesar makanan laut Jepang, telah mengklaim larangan ini sebagai tindakan keamanan pangan. Namun, para menteri perdagangan dari G7 telah mendesak pencabutan segera larangan terhadap makanan laut Jepang.

Baca Juga :   Ketegangan Naik: AS dan China Bersatu dalam Latihan Angkatan Laut di Indonesia

Pembelian pertama yang mencakup kerang tersebut akan meningkat seiring berjalannya waktu dan mencakup berbagai jenis makanan laut. Militer AS sebelumnya belum pernah membeli makanan laut lokal di Jepang.

Baca Juga :   Resmi, Jepang Cabut Aturan Penggunaan Masker

Emanuel menyatakan bahwa pendekatan terbaik dalam menghadapi tekanan ekonomi dari Cina adalah dengan memberikan dukungan kepada negara atau industri yang menjadi sasaran.

Selain pembelian makanan laut, AS juga sedang melakukan pembicaraan dengan pihak berwenang Jepang untuk mengarahkan kerang yang ditangkap secara lokal ke pengolah yang terdaftar di AS.

Emanuel, yang telah membuat sejumlah pernyataan blak-blakan tentang Cina, menyoroti berbagai isu termasuk kebijakan ekonomi Cina, pengambilan keputusan yang tidak julu, dan perlakuan terhadap perusahaan asing.

Baca Juga :   AS Siap Memasok Amunisi ke Ukraina dalam Dukungan Terhadap Konflik dengan Ukraina

Pembukaan ini terjadi ketika para pejabat tinggi AS, termasuk Menteri Luar Negeri Antony Blinken, berusaha untuk menentukan garis batas dalam hubungan yang tegang dengan Cina.

Emanuel menekankan bahwa ia adalah seorang “realis” bukan seorang pengkritik Cina, dan bahwa kejujuran adalah kunci untuk membangun stabilitas dalam hubungan internasional.

(tia)

MIXADVERT JASAPRO