Ekbis  

Perajin Ungkap Harga Tempe Tahu Bisa Naik Lagi

jagatBisnis.com — Harga kedelai impor hingga kini tak kunjung turun. Walaupun harganya sudah mulai stabil, namun Kementerian Perdagangan (Kemendag) memperkirakan harga kedelai impor akan terus mengalami kenaikan hingga Mei 2021 mendatang. Kondisi ini dikhawatirkan membuat harga tahu dan tempe akan kembali naik dan terjadi kelangkaan dipasaran karena produsen tidak beroperasi.

“Soal kenaikan harga lagi, masih terus kami koordinasialkan dengan para perajin tahu dan tempe di wilayah lain,” Sekretaris II Koperasi Produsen Tahu Tempe Indonesia (Kopti) Jakarta Barat, Handoko di Jakarta, Selasa (12/01/2021).

Menurut Handoko untuk saat ini harga kedelai sudah mulai stabil. Sehingga bisa ditekan karena harga jual tahu dan tempe sudah naik. Masyarakat pun tahu dan tidak protes harga tahu dan tempe mahal. Semua itu tak lepas dari aksi mogok produksi yang dilakukan awal Januari lalu serta berkat kerja sama para perajin tahu dan tempe di berbagai daerah.

“Kami juga mengapresiasi langkah cepat jajaran Kementerian Pertanian (Kementan) dalam menstabilkan harga kedelai dengan melakukan produksi besar-besaran selama 200 hari ke depan. Saat ini produsen tahu dan tempe menyambut baik rencana pemerintah itu,” ucapnya.

Secara terpisah, Ketua Umum Gakoptindo Aip Syaifuddin menyampaikan mogok produksi dilakukan agar harga tahu dan tempe dapat naik secara serentak di DKI Jakarta dan Jawa Barat. Sayangnya, lmbuan tersebut tak diikuti secara kompak oleh beberapa perajin tahu dan tempe. Beberapa mengambil kesempatan meraup untung dengan tidak menaikkan harga agar dagangannya lebih laku.

“Akibatnya, harga jual tetap rendah dan banyak produsen kembali merugi. Padahal, kenaikan harga jual 10-20 persen adalah satu-satunya solusi jangka pendek untuk menghindari kerugian akibat tingginya harga kedelai impor,” pungkas Aip. (esa/*) 

Baca Juga :   Begini Solusi Kementan Soal Mogok Perajin Tempe dan Tahu
MIXADVERT JASAPRO