Berita  

Anggota Band Bi-2 Deportasi ke Israel oleh Thailand

JagatBisnis.com – Pada Rabu malam, anggota band rock Bi-2 asal Rusia dan Belarusia tiba di Tel Aviv, Israel, setelah pemerintah Thailand memutuskan untuk mendepotasinya. Grup musik terkenal ini ditahan di Thailand karena tampil tanpa izin di pulau resor Phuket, dan pihak berwenang menyatakan bahwa mereka bekerja tanpa izin.

Keputusan Thailand untuk mendepotasikan Bi-2 memicu kontroversi internasional, terutama karena anggota band telah dikenal karena sikap kritis mereka terhadap perang di Ukraina. Para aktivis hak asasi manusia telah memperingatkan bahwa pulang ke Rusia dapat menghadirkan risiko penganiayaan berat bagi mereka yang menentang kebijakan pemerintah terkait konflik Ukraina.

Pihak berwenang Thailand, yang awalnya menahan Bi-2 karena pelanggaran izin kerja di Phuket, memberikan pilihan kepada band tersebut untuk dideportasi ke tujuan lain jika mereka merasa tidak aman untuk kembali ke Rusia. Dewan Keamanan Nasional Thailand, yang dipimpin oleh Perdana Menteri Srettha Thavisin, mengambil alih kasus ini pada hari Rabu.

Baca Juga :   Sebuah Mobil di Thailand Terbakar

Beberapa anggota Bi-2, yang memiliki kewarganegaraan ganda termasuk Israel dan Australia, telah memilih untuk dideportasi ke Israel, dengan alasan keamanan pribadi. Wakil Kepala Polisi Surachate Hakparn mengonfirmasi bahwa band tersebut secara resmi meminta deportasi ke Israel.

Baca Juga :   Polisi Tindak Anggotanya yang Ngamuk dan Todongkan Pistol ke Santri di Gowa

VPI Event, penyelenggara konser Bi-2 di Thailand, mengklaim telah memperoleh semua izin yang diperlukan dan menuduh konsulat Rusia telah melakukan kampanye untuk membatalkan konser tersebut sejak bulan Desember. Mereka juga mengecam tekanan yang belum pernah terjadi sebelumnya yang dihadapi ketika berupaya membebaskan band tersebut.

Bi-2, yang didirikan di Minsk, Belarusia, populer di Rusia dan telah menghadapi kontroversi karena sikap kritis terhadap pemerintahan Rusia. Kementerian Kehakiman Rusia bahkan menyebut penyanyi utama Yegor Bortnick sebagai “agen asing” setelah dia mengkritik Presiden Vladimir Putin secara daring tahun lalu.

Baca Juga :   Seorang Pria Bunuh 5 Orang Anggota Keluarganya di Makassar

Beberapa konser Bi-2 dibatalkan pada 2022 setelah mereka menolak tampil di tempat yang mendukung perang di Ukraina, yang menyebabkan mereka meninggalkan Rusia. Phil Robertson, wakil direktur Asia di Human Rights Watch (HRW), menyambut baik keputusan Thailand untuk tidak mengirimkan Bi-2 kembali ke Rusia, mengatakan bahwa ini menunjukkan pentingnya menghormati prinsip-prinsip hak asasi manusia.

(tia)

MIXADVERT JASAPRO