Ekbis  

Chatib Basri: Ekonomi China Lebih Lambat dari AS

Bendera China Foto: Bisnis.com

JagatBisnis.com –  Mantan Menteri Keuangan Chatib Basri memproyeksikan ekonomi China akan lebih lambat dari Amerika Serikat (AS) pada tahun 2024. Chatib mengatakan bahwa ekonomi China akan tumbuh sebesar 4,5%, sedangkan ekonomi AS akan tumbuh sebesar 3,5%.

Chatib menjelaskan bahwa ada beberapa faktor yang menyebabkan ekonomi China akan melambat. Faktor-faktor tersebut antara lain:

  • Kebijakan nol-COVID. Kebijakan nol-COVID yang diterapkan oleh pemerintah China telah menyebabkan gangguan terhadap aktivitas ekonomi.
  • Perlambatan pertumbuhan ekonomi global. Perlambatan pertumbuhan ekonomi global juga akan berdampak negatif terhadap ekonomi China.
  • Kenaikan suku bunga. Kenaikan suku bunga di AS dan negara-negara lain juga akan berdampak negatif terhadap ekonomi China.
Baca Juga :   Adanya Temuan Kasus Varian Omicron di Guangzhou

Sementara itu, Chatib mengatakan bahwa ekonomi AS akan lebih baik dari China karena beberapa faktor, antara lain:

  • Permintaan domestik yang kuat. Permintaan domestik di AS masih kuat, didukung oleh pasar tenaga kerja yang sehat dan tingkat inflasi yang terkendali.
  • Peningkatan investasi. Investasi di AS diperkirakan akan meningkat, didukung oleh kebijakan fiskal dan moneter yang ekspansif.
  • Kenaikan ekspor. Kenaikan ekspor AS diperkirakan akan didukung oleh permintaan global yang tetap kuat.
Baca Juga :   Kasus COVID-19 di China Kembali Menyebar

Chatib mengatakan bahwa perlambatan ekonomi China akan berdampak negatif terhadap ekonomi Indonesia. Hal ini karena China merupakan salah satu mitra dagang terbesar Indonesia.

“Perlambatan ekonomi China akan berdampak negatif terhadap ekspor Indonesia,” kata Chatib.

Baca Juga :   Kementerian Luar Negeri China Memberi Tanggapan Agenda Tsai Ing- wen Pergi ke Amerika

Chatib mengatakan bahwa pemerintah Indonesia perlu melakukan sejumlah langkah untuk mengurangi dampak perlambatan ekonomi China, antara lain:

  • Meningkatkan ekspor ke negara lain. Pemerintah Indonesia perlu mendorong ekspor ke negara-negara lain, terutama negara-negara yang pertumbuhan ekonominya masih kuat.
  • Meningkatkan investasi. Pemerintah Indonesia perlu meningkatkan investasi, baik dari dalam maupun luar negeri.
  • Meningkatkan daya saing. Pemerintah Indonesia perlu meningkatkan daya saing produk-produk Indonesia. (tia)
MIXADVERT JASAPRO