Ekspor Batu Bara RI Anjlok 29,76%, China dan India Jadi Penyebab Utama

JagatBisnis.com –  Kabar kurang sedap datang dari sektor pertambangan Indonesia. Ekspor batu bara nasional mengalami penurunan drastis sebesar 29,76% pada Januari 2024 dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), volume ekspor batu bara pada Januari 2024 tercatat hanya 29,5 juta ton, jauh di bawah angka 42,1 juta ton pada Januari 2023. Penurunan ini tak lepas dari anjloknya permintaan dari dua negara tujuan utama ekspor batu bara RI, yaitu China dan India.

China dan India Jadi Penyebab Utama

Baca Juga :   Capai 1 Juta Kasus, India Dihantui Badai Omicron

China, yang biasanya menjadi pembeli utama batu bara RI, mengalami penurunan permintaan hingga 25,08%. Sementara India, yang di tahun 2023 menjadi penyelamat ekspor batu bara RI, juga mengalami penurunan permintaan sebesar 17,11%.

Penurunan permintaan dari kedua negara ini disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain:

Perlambatan ekonomi global yang berimbas pada penurunan permintaan energi.
Kebijakan China untuk mengurangi emisi karbon yang mendorong penggunaan energi terbarukan.
Peningkatan produksi batu bara di negara lain seperti Australia dan Afrika Selatan yang membuat harga batu bara global turun.
Dampak Penurunan Ekspor Batu Bara

Baca Juga :   Skema Pungut Salur Dana Kompensasi Batu Bara Mulai Berlaku Januari 2024

Penurunan ekspor batu bara ini tentu saja membawa dampak negatif bagi Indonesia. Salah satunya adalah penurunan pendapatan negara dari sektor pertambangan.

Selain itu, penurunan ekspor batu bara juga dapat menyebabkan berhentinya operasi beberapa perusahaan tambang dan berpotensi menimbulkan PHK bagi para pekerja.

Pemerintah Perlu Cari Solusi

Pemerintah perlu segera mencari solusi untuk mengatasi permasalahan ini. Beberapa langkah yang dapat dilakukan antara lain:

Baca Juga :   Demi Perlindungan, China Larang Tato Anak di Bawah Umur

Mencari pasar baru untuk ekspor batu bara, seperti negara-negara di Asia Tenggara dan Eropa.
Meningkatkan nilai tambah batu bara dengan mengolahnya menjadi produk turunan seperti briket dan kokas.
Mendorong penggunaan energi terbarukan di dalam negeri untuk mengurangi ketergantungan pada batu bara.
Penurunan ekspor batu bara ini menjadi alarm bagi Indonesia untuk segera melakukan diversifikasi ekonomi dan mengurangi ketergantungan pada sektor pertambangan.

(tia)

MIXADVERT JASAPRO