JagatBisnis.com – Amerika Serikat akan menyaksikan momen krusial dalam politiknya dengan diadakannya pemungutan suara terkait nasib George Santos, anggota Partai Republik yang terperangkap dalam kasus korupsi dan penyalahgunaan dana kampanye.
Komite Etik DPR AS telah melaporkan lebih banyak “perilaku melanggar hukum” Santos ke Departemen Kehakiman, memunculkan kemungkinan penuntutan pidana. Bukti baru, termasuk pinjaman yang dilaporkan keliru dan pembayaran yang tidak tepat, telah mengguncang fondasi politik Santos.
Dilaporkan bahwa Komite Etik juga mengungkapkan “kesalahan pelaporan sistemik” dalam kampanye 2020 dan 2022, mempertanyakan integritas DPR. Pengeluaran dana kampanye yang berlebihan, termasuk untuk Botox, barang mewah Hermes, dan bahkan “pembelian dalam jumlah kecil” dari situs konten seksual OnlyFans, semakin memperumit situasi Santos.
Menanggapi laporan ini, Santos menyatakan bahwa dia tidak akan mencalonkan diri kembali pada 2024, meskipun menolak untuk mundur dari jabatannya saat ini. Beberapa anggota parlemen mengajukan mosi untuk memberhentikan Santos, dan jaksa federal diyakini akan mengajukan tuduhan tambahan.
Meskipun Santos telah mengaku tidak bersalah atas tuduhan pencucian dana kampanye sebelumnya, laporan Komite Etik menggambarkan pola pembukuan buruk dan penyalahgunaan dana kampanye yang mencurigakan.
Pertarungan politik terus berlanjut di DPR, di mana mosi untuk pemungutan suara memerlukan dua pertiga suara. Dengan mayoritas tipis Partai Republik, Santos harus menghadapi tantangan besar untuk mempertahankan posisinya.
Ketua DPR Mike Johnson mengungkapkan keraguan terhadap hasil pemungutan suara ini, sementara beberapa anggota Partai Republik menyatakan keyakinan bahwa cukup dukungan telah terkumpul untuk memecat Santos. Sementara itu, media melaporkan bahwa Santos, yang sebelumnya mengakui memalsukan sebagian besar riwayatnya, kini menjadi pusat sorotan komedian TV. (tia)
