Enak Jadi Dokter Atau Influencer?

JagatBisnis.com –   Kebutuhan tenaga dokter di Indonesia ini masih sangat jauh dari kata ideal dengan perbandingan antara dokter dengan jumlah masyarakat yang harus dilayani dalam bidang kesehatan, ditambah lagi saat ini para dokter yang baru lulus dalam menempuh ilmu kedokterannya mulai melirik bidang baru yaitu sebagai Influencer, sesuatu yang wajar apabila dilihat dari pekerjaannya itu apalagi berkaitan dengan bidang ilmunya sebagai dokter memberikan edukasi kesehatan kepada masyarakat hanya bersifat virtual walaupun tujuannya sama.

Kementerian Kesehatan (Kemenkes) pun memaklumi pilihan karier mereka meski sebenarnya jumlah tenaga medis makin berkurang di Tanah Air.

Kemenkes menyatakan terjunnya lulusan kedokteran ke dunia influencer adalah bagian dari hak asasi manusia. Dan Lembaga tidak bisa memaksakan kehendaknya.

Baca Juga :   Fitur Telekonsultasi Dokter Pribadi Alodokter Siap Dampingi Pasien COVID-19

“Pilihan pekerjaan itu (adalah) hak asasi manusia,” ujar Siti Nadia Tarmizi dalam pernyataan pada Rabu, 1 Maret 2023 lalu.

Siti menyayangkan bahwa Indonesia yang sedang krisis tenaga medis saat perbandingan jumlah dokter dengan penduduk Indonesia telah mencapai 0,06 per seribu, jauh dari kata ideal.

Dalam kesempatan itu, Siti tetap mengapresiasi lulusan kedokteran yang memilih menjadi influencer. Artinya, dia akan memberikan informasi dunia kesehatan yang lebih berbobot ke hadapan publik sesuai dengan kompetensinya.

“Justru (lulusan kedokteran jadi influencer) memiliki modal yang lebih baik karena dia memiliki pengetahuan dan kompetensi perihal kedokteran. Jadi, dia harusnya bisa lebih mengedukasi,” ujar dia menuturkan pandangan.
Siti kemudian menyampaikan pesan kepada influencer yang berlatar belakang kedokteran untuk selalu memperhatikan etika setiap hendak menyebarkan informasi kesehatan apapun. Paling utamanya, mereka harus selalu mengingat bahwa ada tanggung jawab menyertainya.

Baca Juga :   Alodokter Raih Pendanaan Perpanjangan Seri-C dari MDI Ventures

“Saya yakin berselancar di media sosial juga ada etikanya, jadi tolong diingat itu,” ujar dia lagi.

Indonesia sedang mengalami krisis distribusi tenaga medis lantaran penempatannya selalu terkonsentrasi di Pulau Jawa khususnya DKI Jakarta.

Berdasarkan data Konsil Kedokteran Indonesia (KKI) per 6 Desember 2022, jumlah dokter spesialis di Pulau Jawa mencapai 34.763 orang. Artinya, ada 22 dokter spesialis untuk setiap 100.000 penduduk di Pulau Jawa.

Baca Juga :   Alodokter Raih Pendanaan Perpanjangan Seri-C dari MDI Ventures

Sedangkan, di wilayah Maluku dan Papua, hanya terdapat 615 dokter spesialis. Itu berarti, hanya ada sekira tujuh dokter spesialis untuk setiap 100.000 penduduk di wilayah timur Indonesia.
Menyusul hal itu, Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin juga mengaku kebutuhan tenaga medis masih sangat besar yakni perkiraan sekitar 160.000 dokter. Jumlah sebesar itu diperkirakan baru akan terpenuhi dalam waktu 14 tahun mendatang.

Sedangkan, jumlah dokter yang bekerja saat ini hanya berkisar 110.000 orang untuk menangani penduduk Indonesia yang mencapai 270 juta jiwa. (den)

MIXADVERT JASAPRO