Dua Kali Disuspensi BEI, Emiten Pelat Timah (NIKL) Buka Suara: Ada Apa?

Foto : Ilustrasi

JagatBisnis.com –  PT Timah Tbk (NIKL), emiten di bidang pertambangan dan pengolahan timah, telah disuspensi dua kali oleh Bursa Efek Indonesia (BEI) dalam kurun waktu dua minggu terakhir. Suspensi ini tentu menimbulkan pertanyaan dan kekhawatiran di kalangan investor.

Pada 8 Maret 2024, BEI melakukan suspensi terhadap saham NIKL karena keterlambatan penyampaian Laporan Keuangan Semester II 2023**. Kemudian, pada 16 Maret 2024, suspensi kembali dilakukan karena NIKL belum menyampaikan penjelasan atas informasi yang dianggap penting.

Menanggapi hal ini, Direktur Utama NIKL, Armand Surya Widjaja, angkat bicara dan menjelaskan duduk perkaranya.

Baca Juga :   Antrean IPO di BEI Mengular! 24 Calon Emiten Siap Menggebrak Pasar, 4 Punya Aset Jumbo

Alasan Keterlambatan dan Penjelasan Informasi Penting:

– Keterlambatan Laporan Keuangan: NIKL mengalami kendala dalam proses audit laporan keuangan akibat dampak pandemi COVID-19 dan perubahan peraturan perpajakan.
– Penjelasan Informasi Penting: NIKL belum menyampaikan penjelasan atas informasi terkait dengan gugatan perdata yang diajukan oleh PT Berau Coal terhadap anak usahanya, PT Mitra Tani Perkasa (MTP).

Baca Juga :   GoTo dan BEI Tegas Bantah Reverse Stock, Investor Diminta Waspada

Upaya Perseroan:

– NIKL telah menyampaikan penjelasan atas informasi penting kepada BEI pada tanggal 20 Maret 2024.
– Perseroan juga berusaha menyelesaikan proses audit laporan keuangan secepatnya dan akan menyampaikannya kepada BEI sesegera mungkin.

Komitmen NIKL:

– NIKL berkomitmen untuk mematuhi peraturan yang berlaku di BEI dan menjaga transparansi informasi kepada publik.
– Perseroan akan terus berupaya meningkatkan kinerja keuangan dan memberikan nilai terbaik bagi para pemegang saham.

Baca Juga :   BNI dan BEI Canangkan Literasi dan Inklusi Pasar Modal Untuk 10.000 Karyawan Industri Perbankan

Dampak Suspensi:

Suspensi saham NIKL tentu berdampak pada volatilitas harga saham dan likuiditas di pasar. Namun, NIKL optimis bahwa dengan penjelasan yang komprehensif dan upaya perbaikan yang dilakukan, kepercayaan investor dapat dipulihkan.

(tia)

MIXADVERT JASAPRO