Impor Masih Jadi Batu Sandungan Industri Minuman

JagatBisnis.com –  Asosiasi Industri Minuman Ringan (ASRIM) mengakui bahwa impor masih menjadi salah satu tantangan utama bagi industri minuman di Indonesia.

Ketua Umum ASRIM Triyono Prijosoesilo mengatakan, nilai impor minuman ringan pada tahun 2022 mencapai USD 129 juta, lebih tinggi dibandingkan dengan ekspor yang hanya USD 99 juta.

Kondisi ini menyebabkan defisit neraca perdagangan pada sektor minuman.

Baca Juga :   Vaksinasi jadi Harapan Pengusaha Industri untuk Bangkitkan Perekonomian Nasional

Faktor Penyebab:

-Harga Bahan Baku: Harga bahan baku impor seperti gula dan konsentrat masih lebih murah dibandingkan dengan harga di dalam negeri.
-Ketersediaan Bahan Baku: Ketersediaan bahan baku lokal seperti buah-buahan dan susu masih belum mencukupi kebutuhan industri.
-Persaingan: Produk impor dengan harga yang lebih murah dan kualitas yang kompetitif menjadi pesaing berat bagi produk lokal.

Baca Juga :   Bebas Bea Masuk Kendaraan Listrik Impor Cuma Sampai 2025, Ini Saatnya Beli

Upaya Mengatasi Tantangan:

-Meningkatkan Daya Saing Produk Lokal: Industri minuman perlu meningkatkan kualitas produk dan efisiensi produksi agar dapat bersaing dengan produk impor.
-Mengembangkan Bahan Baku Lokal: Pemerintah perlu mendukung pengembangan bahan baku lokal agar industri minuman tidak bergantung pada impor.
-Memperkuat Regulasi: Pemerintah perlu memperkuat regulasi terkait impor produk minuman untuk melindungi industri lokal. (tia)

MIXADVERT JASAPRO