Harga Nikel Anjlok, Pemerintah Minta Hilirisasi Jalan Terus

Bijih Nikel Foto: Polhukam.id

JagatBisnis.com –  Harga nikel berjangka di London Metal Exchange (LME) anjlok pada perdagangan hari ini, Selasa (16/01/2023). Harga nikel ditutup di level US$16.092,50 per ton, turun 39,5% secara tahunan (yoy).

Indonesia sendiri memiliki potensi cadangan nikel terbesar di dunia, dengan cadangan sebesar 21 miliar ton. Namun, sebagian besar nikel Indonesia masih diekspor dalam bentuk bahan mentah.

Pemerintah Indonesia menargetkan hilirisasi nikel di dalam negeri dapat mencapai 70% pada tahun 2030. Hilirisasi nikel adalah proses pengolahan nikel dari bahan mentah menjadi produk setengah jadi atau produk jadi.

Baca Juga :   Hukuman Mati bagi Pria di Arab Saudi yang Kritik Pemerintah di Medsos: Sorotan Terhadap Penindakan terhadap Kritik di Era 'Vision 2030

Hilirisasi nikel penting dilakukan untuk meningkatkan nilai tambah nikel Indonesia dan mengurangi ketergantungan terhadap ekspor bahan mentah. Selain itu, hilirisasi nikel juga dapat menciptakan lapangan kerja dan meningkatkan perekonomian Indonesia.

Baca Juga :   Kenaikan Harga BBM, Kebijakan Pemerintah yang Kontraproduktif

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif mengatakan bahwa pemerintah akan terus mendorong hilirisasi nikel di dalam negeri. Pemerintah akan memberikan berbagai insentif kepada perusahaan yang melakukan hilirisasi nikel.

Baca Juga :   Harga Nikel Anjlok 39,5 Persen

“Hilirisasi nikel ini penting untuk meningkatkan nilai tambah nikel Indonesia dan mengurangi ketergantungan terhadap ekspor bahan mentah,” kata Arifin.

Pemerintah juga akan berkoordinasi dengan pelaku industri nikel untuk meningkatkan efisiensi produksi. Pemerintah berharap harga nikel dapat kembali stabil dan menguntungkan bagi industri nikel Indonesia. (tia)

MIXADVERT JASAPRO