Ekbis  

Wall Street Bervariasi, Investor Dihantui Inflasi dan Kenaikan Suku Bunga

Wall Street Foto : Kumparan

JagatBisnis.com –  Bursa saham Amerika Serikat (AS) ditutup bervariasi pada perdagangan Kamis (12/1), setelah data inflasi AS menunjukkan bahwa inflasi masih tinggi.

Indeks Dow Jones Industrial Average ditutup naik 10,03 poin atau 0,03% menjadi 35.420,80 poin. Indeks S&P 500 ditutup turun 0,03 poin atau 0,01% menjadi 4.526,03 poin. Indeks Nasdaq Composite ditutup turun 12,44 poin atau 0,12% menjadi 14.174,66 poin.

Data inflasi AS yang dirilis Departemen Tenaga Kerja AS pada Kamis menunjukkan bahwa inflasi tahunan AS pada Desember 2022 mencapai 7,5%, lebih tinggi dari perkiraan 7,4%. Inflasi inti tahunan AS juga mencapai 6,8%, lebih tinggi dari perkiraan 6,7%.

Baca Juga :   Krisis Ukraina, Emas Jadi Pelarian Para Investor

Inflasi yang tinggi ini meningkatkan kekhawatiran investor bahwa Federal Reserve (The Fed) akan menaikkan suku bunga lebih agresif untuk meredam inflasi.

Baca Juga :   GoTo dan BEI Tegas Bantah Reverse Stock, Investor Diminta Waspada

“Data inflasi yang tinggi ini akan memperkuat ekspektasi bahwa The Fed akan menaikkan suku bunga sebesar 50 basis poin pada pertemuan bulan depan,” kata Edward Moya, analis di Oanda.

Namun, investor juga mempertimbangkan data ekonomi AS yang positif lainnya, seperti data penjualan ritel yang menunjukkan bahwa penjualan ritel AS pada Desember 2022 naik 10,7% secara tahunan, lebih tinggi dari perkiraan 8,2%.

Baca Juga :   Inflasi, Biaya Membesarkan Anak di AS Lampaui Rp4,5 Miliar

“Data penjualan ritel yang positif ini menunjukkan bahwa konsumen AS masih kuat,” kata Quincy Krosby, analis di LPL Financial.

Secara keseluruhan, investor masih menunggu keputusan The Fed pada pertemuan bulan depan untuk menentukan arah pasar saham AS. (tia)

MIXADVERT JASAPRO