Inflasi, Biaya Membesarkan Anak di AS Lampaui Rp4,5 Miliar

JagatBisnis.com-Lonjakan inflasi di Amerika Serikat (AS) membuat harga-harga terasa makin mahal. Tak terkecuali biaya membesarkan anak-anak yang harus dikeluarkan orangtua. Brookings Institution, lembaga riset di Washington DC, memproyeksikan pasangan berpenghasilan menengah memerlukan biaya setidaknya USD310 ribu untuk membesarkan anak, termasuk sejak lahir hingga sekolah menengah.

Ekonom Senior di Brookings Institution, Isabel Sawhill menjelaskan, perrkiraan tersebut didasarkan pada laporan terakhir tahun 2017 lalu dari Departemen Pertanian AS. Saat itu, pihaknya memperkirakan pasangan berpenghasilan menengah hanya akan menghabiskan USD233 ribu untuk membesarkan anak mereka hingga usia 17 tahun. Biaya itu telah memperhitungkan pengeluaran untuk makanan, tempat tinggal, dan kebutuhan lain untuk anak yang lahir pada tahun 2015. Namun, tanpa memasukkan perhitungan biaya pendidikan perguruan tinggi.

“Tetapi, rekor inflasi AS yang tinggi sepanjang sejarah telah secara dramatis meningkatkan biaya-biaya, termasuk biaya membesarkan anak. Hal ini membuat orang menyadari, ketika mulai memiliki keluarga atau jika ingin menambah anggota keluarga, maka harus mengorbankan hal lain dalam anggaran,” katanya Isabel Sawhill yang menulis penelitian bersama Morgan Welch, seperti dikutip Minggu (4/9/2022).

Baca Juga :   AS Pertimbangkan Beri Vaksin Virus Corona Dosis Ketiga untuk Anak

Dia menerangkan, dalam jurnal penelitian yang sudah dibagikan dengan Wall Street Journal tersebut, tertulis pengeluaran perumahan adalah yang terbesar bagi keluarga. Bahkan, bagiannya nyaris sepertiga dari total biaya membesarkan anak. Harga rumah rata-rata pada Juli 2022 berkisar USD403.800 atau naik 10,8 persen dibandingkan tahun lalu. Kenaikan harga itu menjadi yang tertinggi di lebih dari satu dekade.

Baca Juga :   Kedubes AS Minta Warganya Tinggalkan Ukraina

“Pengeluaran kedua terbesar dalam membesarkan anak, yakni makanan. USDA mencatat paling tidak 18 persen dari total biaya membesarkan anak mengalir untuk makanan. Sementara itu, berdasarkan catatan Biro Statistik Tenaga Kerja AS sepanjang tahun lalu, harga bahan makanan sudah naik 13,1 persen. Kenaikan harga makanan ini merupakan yang terbesar sejak 1979 silam,” imbuhnya.

Maka, lanjut dia, hampir setiap bahan makanan pokok naik menjadi lebih mahal karena inflasi. Seperti, harga telur ayam melonjak 38 persen, harga daging ayam naik meroket 17,6 persen, dan harga susu meningkat 15,6 persen. Jadi, diperkiraan biaya membesarkan anak di atas USD300 ribu itu sudah memasukkan asumsi mengenai inflasi tahun depan. Meskipun, penelitiannya tidak mencantumkan biaya selain perumahan dan makanan.

Baca Juga :   Persenjataan Militer Milik AS yang Kini Dikuasai Taliban

“Perkiraan itu saya dapatkan saat melakukan penelitian biaya membesarkan anak mengasumsikan inflasi AS di tingkat 4 persen per tahun sejak 2015 hingga seterusnya. Berbeda dengan USDA yang berasumsi inflasi di tingkat 2 persen. Kenyataannya, inflasi AS ada di level 8,5 persen pada Juli 2022. Angkanya sedikit landai dibanding bulan sebelumnya, yakni 9,1 persen. Tapi, inflasi saat ini merupakan level tertinggi dalam 40 tahun terakhir,” tutupnya. (*/esa)

MIXADVERT JASAPRO