Puluhan Ratus Pengungsi Rohingya Meluncur ke Laut, Menuju Indonesia untuk Mencari Perlindungan

Pengungsi Rohingya

JagatBisnis.comPada Jumat, 24 November 2023, ratusan pengungsi Rohingya memulai perjalanan berbahaya dari Bangladesh ke Indonesia dalam tiga perahu terpisah. Bangladesh, rumah bagi sekitar satu juta pengungsi Rohingya yang melarikan diri dari kekejaman militer Myanmar pada 2017, kini menjadi pangkalan penyelidikan genosida PBB.

Kondisi kamp-kamp bantuan di Bangladesh, yang penuh sesak, berbahaya, dan kekurangan sumber daya, mendorong sebagian pengungsi untuk mempertaruhkan nyawa mereka dalam perjalanan laut menuju Indonesia. Seorang pengungsi Rohingya, Mohammad Ullah, mengungkapkan keputusasaannya ketika mantan ibu mertuanya membawa putrinya ke Indonesia tanpa izin pada Selasa malam.

“Masyarakat Rohingya melihat Indonesia sebagai tempat yang aman,” ujar Ullah, merinci keyakinan mereka bahwa Indonesia memberikan peluang pemukiman yang lebih baik. Meskipun mayoritas Muslim Rohingya masih menghadapi penindasan di Myanmar, ribuan orang tetap berani menempuh perjalanan laut yang berbahaya menuju Malaysia atau Indonesia.

Baca Juga :   Indonesia Resmi Jadi Penguasa Terbesar Ketiga Islamic Development Bank

Direktur Arakan Project, Chris Lewa, membenarkan keberangkatan dua perahu pada tanggal 20 dan 21 November, membawa sekitar 200 dan 150 pengungsi masing-masing. Pengungsi Rohingya lainnya mengonfirmasi bahwa perahu ketiga, membawa sekitar 200 orang, berangkat pada Kamis malam.

Baca Juga :   Indonesia Sedia Menjadi Tuan Rumah Olimpiade Geografi Internasional 2023

Rute perjalanan yang dijalankan oleh penyelundup terorganisir menantang patroli angkatan laut, dengan perantara membawa pengungsi melintasi perbatasan maritim Bangladesh dan Myanmar. Lonjakan perjalanan ke Aceh, provinsi paling barat di Indonesia, diprediksi mencapai puncaknya akhir minggu depan.

Baca Juga :   Indonesia Mengevaluasi Pencapaian di Asian Games 2023

Sementara itu, di Myanmar, warga Rohingya yang masih bertahan menghadapi tantangan baru akibat pertempuran antara militer dan kelompok bersenjata etnis minoritas di Rakhine. PBB melaporkan ribuan orang mengungsi dan terbatasnya pergerakan. Meski demikian, Chris Lewa menegaskan bahwa kapal Rakhine tidak akan berangkat saat ini.

(tia)

MIXADVERT JASAPRO