Pentingnya Kolaborasi Semua Pihak Untuk Wujudkan Kualitas Udara Bersih di Kota Jakarta

JagatBisnis.com –   Kualitas udara Kota Jakarta beberapa minggu terakhir ini menjadi sorotan publik, bahkan hingga tingkat internasional. Untuk mencari solusi yang tepat, diperlukan kolaborasi semua pihak agar kualitas udara di Kota Jakarta menjadi lebih baik.

Pengurus Harian YLKI, Tulus Abadi mangatakan, mobilitas kendaraan pribadi di Jakarta masih tinggi. Sehingga menjadi salah satu faktor penyumbang polusi udara. Apalagi, layanan angkutan massal yang dibangun belum mampu memigrasikan aktivitas masyarakat. Untuk mendorong perilaku masyarakat yang menggunakan kendaraan pribadi migrasi ke angkutan umum tentunya butuh kesadaran dari masyarakat itu sendiri.

“Hal itu harus mulai dilakukan agar kualitas udara di Jakarta menjadi lebih baik. Sehingga penanganan masalah kualitas udara Jakarta ini harus benar-benar dilakukan dengan serius dan melibatkan semua stakeholder. Selain itu, juga harus ada intervensi dari pemerintah dalam hal kebijakan. Misalnya, subsidi BBM,” kata Tulus dalam Diskusi Publik secara daring, Kamis (16/11/2023).

Baca Juga :   Senin Ini, Warga Jakarta Diimbau Potensi Hujan Disertai Angin Kencang

Menurut dia, saat ini lebih Rp6 triliun untuk subsidi BBM jenis Pertalite. Diharapkan, subsidi BBM bisa berpindah ke Pertamax yang tentunya rendah emisi dan bisa mengurangi kualitas udara buruk. Karena saat ini subsidi yang diberikan ke BBM dengan emisi yang tinggi.

Baca Juga :   Angin Kencang, 19 Pohon di Jakarta Tumbang

“Subsidi itu seharusnya kepada energi bersih, bahkan energi baru terbarukan. Jika pemerintah belum bisa menciptakan green energi, langkah terbaik adalah melakukan subsidi kepada clean energi,” tegasnya.

Sementara itu, Kepala Bidang Angkutan Jalan Dishub DKI Jakarta, Ferdinan Ginting menambahkan, tranportasi adalah penyumbang paling banyak polusi udara Jakarta. Salah satu upaya untuk membuat kualitas udara Jakarta bersih dengan merubah mindset. Masyakarat harus berupaya membatasi kendaraan pribadi dengan tarif parkir tinggi dan standar emisi kendaraan.

“Prioritas penanganan tranportasi di DKI Jakarta saat ini menempatkan kendaraan pribadi tidak masuk prioritas. Justru, prioritas utama adalah pejalan kaki, angkutan umum dan kendaraan ramah lingkungan. Kalau kendaraan pribadi (disinsentif) di paling bawah,” ucapnya.

Baca Juga :   Pemerintah akan Distribusi Minyak Goreng Curah di 5 Ribu Titik

Pada kesempatan yang sama, Direktur Jenderal Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan KLHK, Sigit Reliantoro mengungkapkan, saat ini upaya dari pemerintah untuk melakukan transisi energi sudah mulai dilakukan. Maka, upaya membuat kualitas udara Jakarta bersih adalah tugas semua pihak.

“Kami optimis Indonesia sudah berupa memperbaiki sumber pencemaran, sehingga pelan-pelan transisi energi tahun 2050 bisa tercapai. Tapi memang harus disadari, bahwa susah untuk diselesaikan karena banyak tumpang tindih kepentingan. Sehingga yang dibutuhkan adalah kerja bersama,” imbuhnya. (eva)

MIXADVERT JASAPRO