Berita  

Tersisa 1 Rumah Sakit di Jalur Gaza yang Masih Bisa Rawat Pasien

Ilustrasi Foto: Benar News

JagatBisnis.com –  Hanya tersisa satu dari total 24 Rumah Sakit di bagian utara Jalur Gaza yang masih memiliki kapasitas untuk memberikan layanan rawat inap dan merawat pasien terluka.

Krisis itu melanda, di tengah semakin intensifnya gempuran Israel di Jalur Gaza dan beredarnya imbauan yang mengusir warga Palestina dari kamp pengungsian bagian selatan wilayah kantong tersebut.

Dikutip dari Al Jazeera, laporan terkini mengenai kondisi rumah sakit di Jalur Gaza ini dihimpun Kantor Koordinasi Urusan Kemanusiaan PBB (UN Office for the Coordination of Humanitarian Affairs/OCHA), yang dirilis pada Rabu (15/11).

OCHA mengatakan, RS Al-Ahli — yang sempat menjadi sasaran Israel beberapa pekan lalu, adalah satu-satunya rumah sakit beroperasi saat ini di Gaza City.

Baca Juga :   Gedung Pengungsi di Jalur Gaza Kebakaran

“Dari 24 rumah sakit dengan kapasitas rawat inap di bagian utara, hanya satu rumah sakit, Al-Ahli di kota Gaza, yang masih beroperasi dan menerima pasien,” bunyi laporan OCHA.

Adapun 18 rumah sakit lainnya telah ditutup dan seluruh pasiennya dievakuasi sejak konflik pecah 7 Oktober lalu — termasuk tiga rumah sakit: An-Nasr, Ar-Rantisi, dan Al-Quds, yang baru ditutup tiga hari terakhir.

Sementara itu, lima rumah sakit lainnya — termasuk Al-Shifa, hanya menyediakan layanan medis terbatas dan tidak lagi menerima pasien baru. RS Al-Shifa saat ini menjadi titik gempuran Israel dan dibiarkan tanpa listrik, air, makanan, bahan bakar, ataupun obat-obatan selama berhari-hari.

Bahkan, Israel mengabaikan hukum humaniter internasional serta kecaman dunia internasional melalui peluncuran serangan ke RS Al-Shifa, di saat ribuan warga sipil masih terjebak di sana pada Rabu (15/11) dini hari.

Baca Juga :   Distribusi Bantuan ke Gaza, Pemerintah Gandeng UNRWA dan Bulan Sabit Merah Mesir

Menurut Israel dan sekutu setianya, Amerika Serikat, Hamas telah menempatkan pusat komando dan penyimpanan senjatanya dalam terowongan bawah tanah di area kompleks Al-Shifa.

“Sebelum serangan militer Israel ke kompleks rumah sakit Shifa, menurut Kementerian Kesehatan di Gaza, pengeboman menghantam dan merusak beberapa bagian rumah sakit, termasuk bagian bedah khusus, unit perawatan kardiologi, dan sebuah gudang,” sambung laporan OCHA.

Terpisah, seorang dokter ahli bedah yang berada di RS Al-Shifa selama penyerbuan terjadi, Ahmed El Mokhallalati, menyebut situasi di lokasinya sangat mengerikan dan suara tembakan terus terdengar.

Baca Juga :   Proses Evakuasi WNI dari Jalur Gaza Terkendala oleh Kondisi Tidak Kondusif

Mereka yang terjebak di RS Al-Shifa — pasien, dokter, tenaga medis, dan warga sipil dipermalukan dan diinterogasi oleh pasukan penjajah yang bersenjata lengkap.

“Pengeboman. Penembakan di sekitar rumah sakit dan di dalam rumah sakit. Benar-benar mengerikan, Anda bisa merasakannya sangat dekat dengan rumah sakit. Dan kemudian kami menyadari bahwa tank-tank itu bergerak di sekitar rumah sakit,” jelasnya, ketika dihubungi via telepon.

Menurut Kementerian Kesehatan Palestina, saat ini diperkirakan ada 650 pasien dan 5.000-7.000 warga sipil masih terjebak di dalam RS Al-Shifa. Namun, koneksi internet dan telekomunikasi yang terputus akibat generator kehabisan bahan bakar telah menghambat proses pendataan korban di lapangan. (tia)

MIXADVERT JASAPRO