JagatBisnis.com – Berita tentang pertemuan antara Panglima Angkatan Laut Rusia, Laksamana Nikolai Yevmenov, dan pemimpin junta Myanmar, Min Aung Hlaing, menjadi sorotan menjelang dimulainya latihan militer bersama kedua negara yang akan berlangsung di Laut Andaman. Pertemuan ini terjadi di atas kapal perusak Rusia, Admiral Tributs, yang akan terlibat dalam latihan tersebut.
Latihan gabungan ini adalah yang pertama kali dilakukan oleh Rusia dan Myanmar, dan menyiratkan peningkatan hubungan antara keduanya. Latihan ini akan melibatkan Armada Pasifik Rusia dan angkatan laut Myanmar, dan direncanakan akan berlangsung hingga Kamis, 9 November. Tujuan utama latihan ini adalah melakukan simulasi “pencegahan bahaya udara, permukaan air, dan bawah air serta langkah-langkah keamanan maritim.”
Pertemuan antara Panglima Angkatan Laut Rusia dan Min Aung Hlaing juga menjadi perhatian khusus, di mana Yevmenov memberikan pengarahan tentang kemampuan kapal Admiral Tributs. Moskow telah menjadi sekutu dekat junta Myanmar dengan memberikan senjata dan dukungan diplomatik sejak militer Myanmar menghadapi perlawanan bersenjata dan protes anti-pemerintah.
Selama pertemuan, junta Myanmar menggambarkan invasi Rusia ke Ukraina sebagai tindakan yang “dibenarkan,” yang menjadi isu sensitif di tingkat internasional.
Pada bulan September sebelumnya, Myanmar dan Rusia telah menjadi ketua bersama dalam latihan militer “kontra-terorisme” di timur jauh Rusia, yang melibatkan beberapa negara dari Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara.
Sejak mengambil alih kekuasaan pada Februari 2021, junta Myanmar telah mengimpor senjata dan peralatan senilai US$406 juta dari Rusia, menurut laporan khusus PBB pada Mei. Min Aung Hlaing juga telah melakukan beberapa perjalanan ke Rusia dan bahkan bertemu dengan Presiden Vladimir Putin pada tahun sebelumnya.
(tia)