YKMI Minta Masyarakat Muslim Jalani Ramadhan Tanpa Produk Terafiliasi Israel

JagatBisnis.comBoikot terhadap produk-produk terafiliasi Israel di Indonesia masih terus berlanjut. Bahkan, Yayasan Konsumen Muslim Indonesia (YKMI) mengajak masyarakat Muslim dalam gerakan #RamadhanTanpaProdukGenosida sebagai komitmen mengikuti Fatwa MUI Nomor 83 Tahun 2023 tentang Hukum Dukungan Terhadap Perjuangan Palestina dan Irsyadat MUI untuk memboikot produk terafiliasi Israel.

Direktur Eksekutif YKMI Ahmad Himawan menjelaskan, di Indonesia, bulan suci Ramadhan telah menjadi momentum kembali menggerakkan kesadaran konsumen Muslim untuk boikot produk-produk terafiliasi Israel. Bahkan menjelang bulan Ramadhan 2024, pasca keluarnya Fatwa MUI No. 83 Tahun 2023, gerakan boikot konsumen Muslim makin diperkuat. Karena aksi boikot yang diserukan MUI bertujuan untuk melemahkan ekonomi Israel agar tidak melakukan penyerangan lagi terhadap Palestina.

“Salah satu dari lima poin instruksi MUI itu secara tegas, menyeru umat Islam agar mulai bulan Ramadhan ini untuk tidak menggunakan lagi produk yang diproduksi oleh perusahaan yang terafiliasi dengan penjajah Israel dan pendukungnya, seperti produk kebutuhan konsumsi sahur, berbuka puasa, dan barang hantaran Lebaran (hampers) maupun produk-produk lainnya,” ungkap Ahmad, Minggu (31/3//2024).

Baca Juga :   Bentuk Solidaritas terhadap Palestina, Mahasiswa UIC Jakarta Geruduk McDonald’s Rawamangun

Dia mengakui, boikot produk terafiliasi Israel harus memang telah berdampak. Sehingga berakibat munculnya disinformasi yang berupaya menepis keterkaitan produknya dengan negara zionis Israel yang saat ini sedang melakukan genosida di Gaza, Palestina. Disinformasi untuk memunculkan kebingungan di tengah konsumen Muslim ini juga dikampanyekan melalui media chatting WhatsApp dengan sasaran ibu rumah tangga, kelompok profesi hingga ibu-ibu pengajian.

Baca Juga :   MUI Ajak Masyarakat Terus Boikot Produk Terafiliasi Israel

“Upaya pembelaan diri dengan taktik disinformasi seperti itu secara sinis disebut dengan istilah “Palestina Washing”. Ini merupakan kampanye berbaik-baik dengan Palestina ini, lazimnya menyebut bagaimana sejumlah perusahaan multinasional telah ikut menyumbangkan donasi kemanusiaan untuk membantu warga Gaza, atau menyebut produknya diproduksi di Indonesia. Padahal, sebetulnya markas pusatnya ada luar negeri,” terang Ahmad.

Baca Juga :   MUI: Jangan Kendur Boikot Produk Israel

Ahmad menambahkan, pihaknya telah mengidentifikasi sepuluh produk pro genosida dengan sejumlah kriteria. Sehingga gerakan boikot ini membuat gerah beberapa pihak yang terdampak dan muncul disinformasi di media sosial (medsos) untuk menepis keterkaitan produk tersebut dengan negara zionis Israel.

“Dari kesepuluh produk tersebut, sebenarnya masih ada produk lain yang terafiliasi dan produknya tersebar di Indonesia. Untuk itu, konsumen Muslim harus tetap menggunakan produk-produk alternatif sebagai pengganti dan meminta untuk tetap menghindari semua produk yang terafiliasi Israel selama Ramadhan ini,” tutup Ahmad. (eva)

MIXADVERT JASAPRO