JagatBisnis.com – Selama KTT ASEAN – Australia di Melbourne, Presiden Joko Widodo atau Jokowi mengadakan pertemuan bilateral dengan Perdana Menteri Selandia Baru, Christopher Luxon, di Hotel Park Hyatt. Pertemuan ini bertujuan untuk memperkuat kerja sama antara Indonesia dan Selandia Baru dengan membahas sejumlah isu strategis.
Menurut keterangan tertulis dari Biro Pers Sekretariat Presiden, salah satu fokus diskusi adalah penurunan nilai perdagangan antara kedua negara yang mencapai 18 persen pada tahun lalu. Jokowi menekankan perlunya menciptakan peluang baru untuk meningkatkan interaksi antar pelaku usaha dan perdagangan, terutama di sektor halal.
Jokowi menyambut baik rencana kunjungan PM Luxon bersama misi dagang ke Jakarta tahun ini, yakin bahwa hal ini akan mendorong peningkatan perdagangan dan kerja sama ekonomi antara kedua negara. Penurunan neraca perdagangan Indonesia dan Selandia Baru dari US$2.128,7 juta pada 2022 menjadi US$1.728 juta pada 2023 menjadi sorotan utama dalam pertemuan ini.
Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian mencatat bahwa peningkatan perdagangan bilateral sebesar NZ$4 miliar pada 2024 dapat dicapai melalui kerja sama dalam berbagai sektor, seperti UMKM, teknologi digital, partisipasi perempuan, pendidikan, energi terbarukan, pengurangan dampak perubahan iklim, dan implementasi Regional Comprehensive Economic Partnership (RCEP).
Dalam pertemuan, Jokowi mengapresiasi kerja sama erat di bidang energi panas bumi antara Indonesia dan Selandia Baru. Kerja sama ini termasuk komitmen pendanaan NZ$15,6 juta dalam program Indonesia-Aoteroa New Zealand Geothermal Energy Programme (PINZ).
Christopher Luxon, melalui keterangan di akun media sosial X, menyatakan kegembiraannya bertemu dengan Jokowi. Luxon dan Jokowi membahas kemitraan strategis, perdagangan, dan hubungan antar manusia. Luxon juga menyoroti pentingnya pembebasan segera terhadap warga Selandia Baru, Phillip Mehrtens, yang disandera di Papua. (tia)
