Perang Harga? Pengusaha Ritel Desak Relaksasi HET, Bapanas: Solusi Semu yang Menjebak!

JagatBisnis.com –  Pertengkaran harga kembali memanas! Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (APRI) meminta pemerintah melonggarkan Harga Eceran Tertinggi (HET) bahan pokok. Di sisi lain, Badan Pangan Nasional (Bapanas) tegas menolak, menyebut relaksasi bukan solusi dan malah bisa berujung petaka.

Ketua Umum APRI, Amir Karamoy, menilai penetapan HET kaku menghambat kelancaran distribusi dan berpotensi menimbulkan kelangkaan barang. Ia mengusulkan penghapusan atau penyesuaian HET mengikuti harga pasar agar harga di tingkat konsumen stabil.

“HET saat ini tidak fleksibel, padahal harga di tingkat produsen dan distributor fluktuatif. Kalau kita terlalu kaku, bisa terjadi kelangkaan barang karena pedagang enggan menjual rugi,” tegas Amir.

Baca Juga :   Harga Terjangkau, Airlangga Sebut Stok Pangan Aman

Namun, Bapanas dengan tegas menolak usulan tersebut. Kepala Bapanas, Arief Prasetyo Adi, berpendapat relaksasi HET justru berpotensi memicu perang harga antar pedagang dan merugikan konsumen.

Baca Juga :   Ini Kata Mendag Penyebab Kenaikan Harga Kedelai

“Kita sudah pernah alami dampak buruk pelepasan HET sebelumnya. Harga melambung tinggi, masyarakat menjerit. HET ada untuk melindungi konsumen, bukan dihapus seenaknya,” ujar Arief.

Bapanas lebih fokus pada upaya lain untuk menjaga stabilitas harga pangan, seperti:

  • Meningkatkan produksi dalam negeri.
  • Memperbaiki sistem distribusi.
  • Melakukan operasi pasar di daerah rawan inflasi.
  • Menindak tegas pelaku penimbunan dan permainan harga.
Baca Juga :   Bapanas Ungkap El Nino Jadi Salah Satu Pertimbangan Impor Beras

Perdebatan sengit ini pun memancing reaksi beragam dari masyarakat. Sebagian setuju dengan APRI, berharap kelonggaran HET bisa menurunkan harga. Namun, sebagian lainnya khawatir langkah tersebut justru memicu inflasi dan merugikan daya beli masyarakat. (tia)

MIXADVERT JASAPRO