JagatBisnis.com – Presiden Joko Widodo (Jokowi) kembali menegaskan bahwa Indonesia membutuhkan tiga periode kepemimpinan nasional untuk menjadi negara maju. Hal ini disampaikan Jokowi dalam acara Kompas 100 CEO Forum di Kawasan Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara, Kamis (2/11).
Jokowi mengatakan, Indonesia memiliki potensi yang besar untuk menjadi negara maju. Potensi tersebut meliputi sumber daya alam, sumber daya manusia, dan posisi geografis. Namun, Jokowi mengakui bahwa ada tantangan yang cukup sulit untuk dilalui, yaitu mengintegrasikan semua potensi tersebut.
“Saya membayangkan bahwa kalau kita bisa mengintegrasikan tadi, lompatan itu akan terjadi dari negara yang kategorinya negara berkembang, masuk ke negara maju,” kata Jokowi.
Menurut Jokowi, kesempatan untuk melompat dari negara berkembang menjadi negara maju tersebut ada dalam tiga periode kepemimpinan nasional ke depan. Hal ini juga menurut Jokowi yang sering disampaikan oleh Bank Dunia, IMF, dan OECD.
“Saya suruh ngitung lagi Bappenas, kesempatan itu ada, peluang itu ada, opportunity itu ada, tapi tantangannya juga tidak gampang, tantangannya juga tidak ringan. Butuh konsistensi, butuh keberlanjutan,” ujarnya.
Jokowi mengatakan, di Indonesia selama ini kebijakan selalu berubah setiap ada pergantian kepemimpinan nasional. Hal tersebut membuat program kerap kembali dikerjakan dari nol.
“Dari yang saya pelajari dari kepemimpinan-kepemimpinan kita, selalu sudah sampai SMP, ganti pemimpin balik lagi ke TK, balik lagi ke SD lagi. Sehingga selalu dimulai dari nol. Kayak kita beli bensin di pompa bensin. Pak dari nol pak. Pak sudah nol pak. Apa kita mau seperti itu terus? Gak bisa,” ujarnya.
Jokowi berharap, dengan tiga periode kepemimpinan nasional, Indonesia dapat memiliki konsistensi dan keberlanjutan dalam membangun negara. Hal ini penting agar Indonesia dapat mencapai cita-citanya menjadi negara maju. (tia)