JagatBisnis.com – Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengungkapkan bahwa ada satu negara maju di Eropa di mana anak-anak sekolah menghadapi masalah kekurangan sarapan pagi karena harga pangan yang tinggi. Pernyataan ini disampaikan oleh Presiden Jokowi dalam acara IV PDIP di JIExpo Kemayoran, Jakarta, pada Jumat (29/9).
Jokowi menjelaskan bahwa lonjakan harga pangan yang tinggi tersebut dipengaruhi oleh beberapa faktor, termasuk perubahan iklim seperti kemarau panjang dan kekeringan yang mengakibatkan gagal panen. Selain itu, faktor geopolitik dunia juga mempengaruhi pasokan pangan global, dengan perang Rusia-Ukraina yang melibatkan dua produsen gandum terbesar dunia.
Presiden Jokowi menambahkan bahwa imbas dari situasi tersebut telah membuat harga pangan dunia meningkat, dan saat ini sudah ada 22 negara yang memutuskan untuk tidak lagi mengekspor bahan pangan, termasuk beras.
Meskipun Jokowi tidak secara spesifik menyebutkan nama negara Eropa yang dimaksud, ia mengutip laporan dari The Nordic Times yang mengungkapkan bahwa setidaknya satu dari dua orang tua muda di Swedia mengalami kesulitan dalam memberikan sarapan bergizi kepada anak-anak mereka setiap hari dalam seminggu dalam enam bulan terakhir. Selain itu, hampir 20 persen orang tua muda di Swedia juga tidak selalu mampu memberikan sarapan kepada anak-anak mereka sekali pun.
Hal ini terkait dengan meningkatnya harga makanan dan kesulitan ekonomi yang dialami oleh beberapa keluarga. Untuk mengatasi masalah ini, beberapa kota di Swedia telah menyediakan makan siang di sekolah agar lebih banyak anak dapat makan dengan baik. Lebih dari setengah dari orang tua muda juga mengaku khawatir bahwa situasi ini akan berlanjut di masa depan.
Pernyataan Presiden Jokowi menyoroti pentingnya stabilitas harga pangan dan akses makanan yang memadai sebagai bagian dari tantangan global yang dihadapi oleh berbagai negara, termasuk yang dianggap sebagai negara maju. (tia)
