Adara Kenang 54 Tahun Tragedi Pembakaran Masjid Al-Aqsa

JagatBisnis.com –  Setiap tanggal 21 Agustus diperingati sebagai momen kepedihan bagi penduduk Palestina. Kini, 54 tahun sudah tragedi pembakaran Masjid Al-Aqsa yang dilakukan zionis Israel. Kebakaran tersebut melahap sebagian besar bagian Masjid Al-Aqsa dan menghanguskan mimbar Nuruddin Zanky yang dikenal Mimbar Salahuddin Al- Ayubi. Padahal mimbar itu dipersiapkan untuk kemenangan Palestina suatu hari nanti.

Direktur Utama Adara Relief International (Adara), Maryam Rachmayani, Indonesia menjadi bagian perjuangan dalam pembuatan replika Mimbar Nuruddin Zenky. Seorang pengukir asal Jepara, Tholib mewakili Indonesia ikut serta dalam membangun kembali replika mimbar tersebut yang saat ini berada di Masjid Al-Aqsa, tepatnya di Masjid Jami’ Al Qibli.

“Sungguh disayangkan jika semua ini luput dari catatan sejarah bangsa Indonesia. Karena anak cucu kita butuh kebanggan dari leluhurnya, sebagaimana kita bangga dengan torehan leluhur kita. Kebanggan memiliki anak bangsa berbakat dunia dan kebanggaan akan kontribusi berarti bagi perjuangan pembebasan Al-Aqsa”,” katanya di Jakarta, Jumat (8/9/2023).

Baca Juga :   Peduli Disabilitas, Adara Gelar Event Tahunan Family Fest

Dia mengakui, bangsa ini juga memiliki keterikatan sebagai bangsa yang sama-sama terjajah. Namun, penjajahan yang terjadi ke Palestina adalah kejahatan global. Jadi, momen 21 Agustus bukan hanya sekedar momen pembakaran mimbar, tetapi ini sebuah penistaan.

Baca Juga :   Musim Dingin di Palestina, Adara Tawarkan Program Winter Relief 2021

“Kita sebagai umat Islam dianggap lalai dalam hal ini. Kita lalai dalam menjaganya dengan tidak memperkenalkan ke diri kita. Sehingga kita tidak mempelajari sejarah, bahwa disitulah jantung dunia” terangnya.

Baca Juga :   Adara Ajak Masyarakat Indonesia Terus Bantu Palestina

Sementara Tholib mengungkapkan, perjalanan beliau dalam proses pembuatan replika mimbar Nuruddin Zanky. Menurutnya, ini adalah pengalaman berharga dari mulai proses keberangkatan hingga proses beliau belajar mengukir dengan pengukir lainnya.

“Pembuatan miniatur mimbar ini membutuhkan proses yang panjang. Semoga kita terus mengingat tragedi ini diharapkan dapat terus mengingatkan kita untuk berperan dalam pembebasan Palestina,” tutupnya. (eva)

MIXADVERT JASAPRO