Tahanan Kasus Pemerkosaan Anak di Polres Depok Tewas Dianiaya 8 Tahanan Lain

Ilustrasi penjara Foto : kumparan

JagatBisnis.com –  Seorang pria bernama Abdul Rahman (50 tahun), yang merupakan tahanan dalam kasus pemerkosaan anak kandung, dilaporkan tewas setelah diduga dianiaya oleh delapan tahanan lain di ruang tahanan Polres Metro Depok. Kejadian ini terjadi pada Sabtu (8/7) lalu, seperti yang diungkapkan oleh Wakasat Reskrim Polres Metro Depok, AKP Nirwan Pohan, dalam konferensi pers pada Senin (10/7).

Motif di balik serangan brutal terhadap Abdul dikatakan berasal dari kemarahan para pelaku atas tindakan pemerkosaan yang dialami oleh anak Abdul sendiri. Wakasat Reskrim Nirwan menjelaskan bahwa para tahanan kesal dan geram terhadap Abdul atas kasus kejahatan yang dilakukannya terhadap anaknya.

Dalam serangan tersebut, Abdul diduga dipukuli menggunakan tangan kosong dan pipa air yang dicopot dari ruang tahanan. Hasil pemeriksaan awal menunjukkan bahwa Abdul mengalami luka-luka serius di perut, punggung, dada, kemaluan, dan pantat.

Baca Juga :   Lansia Pemerkosa Bocah 9 Tahun Diamankan

Setelah dihajar, Abdul diberikan minum oleh beberapa tahanan lainnya. Saat itu, dia mengungkapkan keinginannya untuk mandi. Namun, setelah beberapa saat, Abdul terduduk di dekat pintu kamar mandi.

Baca Juga :   5 Pelaku Ditetapkan sebagai Tersangka Kasus Pemerkosaan Siswi SMA

“Naluri para tahanan mengatakan bahwa korban itu sudah pingsan,” ujar Nirwan menjelaskan insiden tersebut.

Ketika melihat Abdul pingsan, para tahanan tersebut panik dan segera melaporkan kejadian tersebut kepada petugas jaga. Abdul kemudian segera dilarikan ke RS Bhayangkara, namun sayangnya nyawanya tidak berhasil diselamatkan dan dia meninggal dunia. Untuk memastikan penyebab pasti kematian Abdul, dilakukan autopsi terhadap jenazahnya.

Hingga saat ini, polisi telah mengamankan sejumlah barang bukti, termasuk pipa yang diduga digunakan untuk memukuli Abdul. Para pelaku yang terlibat dalam insiden ini juga sedang menjalani pemeriksaan lebih lanjut guna menentukan tanggung jawab mereka dalam kasus tersebut.

Baca Juga :   Atlet Aniaya Pelatih Panjat Tebing DKI

Kasus ini menyorot pentingnya menjaga keamanan dan keadilan dalam sistem penjara, sambil menimbulkan pertanyaan tentang perlindungan tahanan di dalam lembaga penahanan. Polisi terus melakukan penyelidikan yang lebih mendalam untuk mengungkap fakta-fakta terkait insiden ini.

(tia)

MIXADVERT JASAPRO