Indonesia Rentan Diserang Siber, Biaya Pemulihan Capai USD1 Juta

JagatBisnis.comIndonesia sangat rentan serangan siber. Lebih dari 66 persen organisasi di Indonesia telah melaporkan penerobosan keamanan siber dalam satu tahun terakhir. Sehingga menghabiskan biaya pemulihan hingga lebih dari USD1 juta.

Demikian diungkapkan Country Director, Fortinet Indonesia Edwin Lim di acara Media Briefing Fortinet Accelerate Asia 2023 bertemakan “Experience a Secure Future”, di Jakarta, Selasa (30/5/2023).

“Kalau dilihat dari jumlah penduduk Indonesia ada 270 juta, maka saat ini ada sekitar 213 juta adalah pengguna internet. Apalagi, Indonesia memiliki kontribusi terhadap transaksi di ASEAN sebesar 40 persen. Itu artinya dari 10 negara anggota ASEAN, sebanyak 40 persen market digital berasal dari Indonesia,” ungkapnya.

Baca Juga :   Peretas Database Polri Kini Diblokir dari Twitter

Maka dari itu, lanjut Edwin, Indonesia memiliki potensi yang besar untuk bergerak cepat di sektor digital.
Semakin banyaknya penggunaan transaksi digital, maka semakin marak pula serangan siber yang terjadi. Seperti serangan ransomware baru-baru ini ke salah satu bank di Indonesia.

Baca Juga :   Waspada, Serangan Siber Makin Ganas

“Dari situlah masyarakat harus sadar, bahwa kemanan digital sangatlah penting di era sekarang. Oleh karena itu, berhasil mendeteksi dan melindungi dari 94 juta virus, botnet, dan eksploit pada quarter satu 2023 ini dengan menyerang beberapa sektor beresiko tinggi seperti Telco, perusahaan teknologi, pemerintahan, retail, dan perusahaan manufaktur,” terangnya.

Baca Juga :   Jerman Alokasikan Rp16 Triliun untuk Pertahanan Siber Ukraina

Dia menambahkan, dengan
solusi SASE vendor tunggal, pihaknya berupaya menyederhanakan pengelolaan kebijakan kemanaan dan meningkatkan pengalaman pengguna bagi karyawan jarak jauh. Hal ini dilakukan untuk membantu perusahaan Indonesia mengatasi tantangan kemanan akibat perubahan tenaga kerja.

“Kami berkomitmen menjembatani kesenjangan keahlian serta memberikan pengetahuan dan kesadaran yang diperlukan tentang kemanaan siber kepada seluruh karyawan perusahaan,” tutup Edwin. (*/eva)

MIXADVERT JASAPRO