Pertalite Masih Lebih Banyak Dinikmati Masyarakat Mampu

JagatBisnis.com-Kebijakan subsidi bahan bakar minyak (BBM) selama ini terbukti belum efektif dalam menurunkan angka kemiskinan. Karena prakteknya yang salah sasaran. Misalnya, BBM subsidi jenis pertalite yang ternyata masih lebih banyak dinikmati oleh masyarakat mampu atau orang-orang kaya.

Demikianlah diungkapkan Direktur Eksekutif Reforminer Institute, Komaidi Notonegoro, seperti dikutip, Sabtu (17/9/2022).

Menurut data yang diperoleh lembaganya, sepanjang 2022 pemerintah telah menganggarkan subsidi energi yang amat besar, mencapai Rp502 triliun. Namun, dana sebesar itu lebih banyak habis untuk mensubsidi BBM yang 80 persennya dinikmati masyarakat mampu. BBM subsidi jenis pertalite, yang sebanyak 70 persen atau 20,3 juta Kiloliter (KL) per tahun, dikonsumsi oleh kendaraan roda empat. Sedangkan kendaraan roda dua hanya menggunakan sebanyak 8,7 juta KL per tahun, atau sekitar 30 persen. Rata-rata konsumsi BBM kendaraan roda dua hanya 2,5 liter sekai transaksi, sedangkan roda empat mencapai 23,5 liter sekali transaksi.

Baca Juga :   Presiden Jokowi akan Umumkan Kenaikan Harga BBM dan Gas Melon Minggu Depan

“Kalau roda empat yang mengkonsumsi Pertalite itu angkutan umum kita bisa terima. Karena masyarakat bawah yang tidak punya mobil naik angkutan umum. Tapi faktanya dari 20,3 juta KL konsumsi roda empat itu, sebagian besar atau 98,7 persennya adalah mobil pribadi. Angkutan umum hanya 0,4 persen, taksi online 0,6 persen, dan taksi 0,3 persen. Yang punya mobil pribadi kan orang mampu,” imbuh Komaidi.

Baca Juga :   BBM Naik, Pemkot Tangerang Gratiskan Bus Tayo dan Angkot Si Benteng

Maka dari itu, lanjut Komaidi, sudah saatnya kita mendukung pengurangan anggaran subsidi BBM, untuk dialihkan pada anggaran yang betul-betul dibutuhkan masyarakat miskin. Di antaranya, untuk bantuan langsung tunai, serta peningkatan fasilitas kesehatan dan pendidikan. Artinya, subsidi dialihkan dari si kaya ke si miskin yang benar-benar membutuhkan.

Baca Juga :   Mulai 1 Agustus 2022, Beli Pertalite dan Solar Subsidi Wajib Tunjukkan QR Code

“Terkait dengan potensi naiknya harga-harga barang akibat kenaikan harga BBM bersubsidi, maka harus ada pengawalan tersendiri dari pemerintah. Karena sebenarnya, harga energi hanyalah sebagian kecil dari komponen penentu harga barang. Komponen terbesar penentu harga barang adalah harga bahan baku yang mencapai 79 persen. Selain itu, komponen terbesar lainnya adalah upah tenaga kerja,” terang dia. (*/esa)

MIXADVERT JASAPRO