Minyak Goreng Rp14 Ribu Per Liter Langka Karena Baru 5 Persen Subsidi yang Masuk Ritel Modern

JagatBisnis.com – Pasokan minyak goreng seharga Rp14 ribu per liter yang digelontorkan ke ritel modern, langka. Ternyata minyak goreng subsidi ke title modern baru terserap kurang dari 5 persen dari jatah 10 persen per bulan

Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) Roy Mandey menjelaskan, adapun total minyak goreng yang diguyurkan pemerintah sebanyak 250 juta liter per bulan. Dengan asumsi 10 persen didistribusikan ke ritel modern, maka peritel menerima 25 juta liter per bulan.

“Skemanya sudah jelas, komitmen pemerintah 250 juta liter sebulan lewat para produsen minyak goreng dan distributor untuk masuk ke ritel, pasar tradisional, operasi pasar. Tapi dari 250 juta liter itu, ritel hanya 10 persen. Jadi, hanya butuh 25 juta liter per bulan. Sedangkan, yang 10 persen ini saja belum terpenuhi, apalagi yang 90 persen. Saat ini saja baru masuk belum sampai 5 persen,” kata Roy, Kamis (27/1/2022).

Baca Juga :   Pemerintah Rogoh Kocek Rp3,6 Triliun, Kendalikan Minyak Goreng

Dia mengatakan, berkaca dari kondisi pasokan ke ritel modern yang masih kurang, pihaknya pun tidak heran jika minyak goreng satu harga belum terdistribusi ke pasar-pasar tradisional. Padahal sebenarnya ada 25 juta liter belum terpenuhi ke ritel modern.

Baca Juga :   1,1 Juta Kg Minyak Goreng Ditemukan di Sumut, Diduga Ditimbun

“Kami mengharapkan ada kerja sama yang baik antara produsen dan distributor demi kelangsungan kebutuhan masyarakat Indonesia. Karena minyak goreng merupakan bahan kebutuhan pokok yang penting bagi ibu rumah tangga maupun pelaku usaha makanan,” paparnya.

Baca Juga :   Krisis Sawit, 6 Produsen Minyak Goreng Tutup

Dia menegaskan, oleh karenw itu, kelangkaan minyak goreng di ritel modern bukan tanggung jawab peritel melainkan pihak distributor. Peritel yang tergabung dalam Aprindo hanya menjadi penyedia tempat untuk distribusi minyak goreng subsidi kepada masyarakat, bukan pemasok.

“Jadi masyarakat harus tahu Karena masalahnya bukan di ritel, karena ritel tidak bisa produksi minyak. Masalahnya itu di pasokan para distributor. Kami hanya warung yang bertugas menjual,” pungkasnya. (*/esa)

MIXADVERT JASAPRO