JagatBisnis.com – Anggota Parlemen Amerika Serikat (AS) Tim Walberg menyerukan solusi ala Hiroshima dan Nagasaki untuk perang di Gaza dan Ukraina. Seruan itu membuatnya dihujat para politisi lain karena dianggap sebagai saran penggunaan bom nuklir.
Dalam sebuah video yang di-posting di media sosial bertanggal 25 Maret, dia mengkritik kebijakan Presiden Joe Biden, dan mengatakan kepada sejumlah kecil orang bahwa AS sebaiknya menggunakan uang bantuan Gaza untuk mendukung Israel, yang dia sebut: “Sekutu terbesar Washington, bisa dibilang, di mana pun di dunia.”
“Kita tidak seharusnya mengeluarkan uang sepeser pun untuk bantuan kemanusiaan. Seharusnya seperti Nagasaki dan Hiroshima. Selesaikan dengan cepat,” kata Walberg dalam video tersebut.
“Hal yang sama juga harus terjadi di Ukraina. Kalahkan [Presiden Rusia Vladimir] Putin dengan cepat. Daripada 80% [bantuan] di Ukraina digunakan untuk tujuan kemanusiaan, seharusnya 80-100% digunakan untuk memusnahkan pasukan Rusia,” ujarnya.
Rashida Tlaib, satu-satunya anggota Parlemen Amerika keturunan Palestina, mengecam komentar Walberg, yang dia sebut telah menyarankan agar senjata nuklir digunakan dalam upaya untuk menyelesaikan perang dengan cepat.
“Sangat menjijikkan dan memalukan bahwa siapa pun, apalagi anggota Kongres AS, menyerukan genosida terhadap warga Palestina dengan senjata nuklir,” kata Tlaib, yang telah bersikeras selama berbulan-bulan mendesak pemerintahan Biden menuntut gencatan senjata Israel-Hamas di Gaza, seperti dikutip USA Today, Senin (1/4/2024).
Anggota Parlemen Amerika lainnya, Elissa Slotkin—seorang Yahudi—juga mengecam pernyataan Walberg.
“Ini adalah hal tercela yang dikemukakan oleh siapa pun, terutama pejabat terpilih dan seseorang yang menganggap dirinya beriman,” kata Slotkin, yang juga mencalonkan diri untuk kursi terbuka Senat AS di Michigan tahun ini.
“Anggota Parlemen Walberg harus menarik kembali komentarnya dan mencoba menempatkan dirinya pada posisi banyak warga Michigan yang melihat diri mereka menjadi korban di Gaza,” ujarnya.
Anggota Parlemen AS Dan Kildee menyebut komentar Walberg “mengerikan dan mengejutkan”.
“Merupakan posisi yang tidak dapat dipertahankan untuk menentang bantuan kemanusiaan bagi rakyat Gaza dan juga menyerukan pembantaian besar-besaran terhadap rakyat Palestina,” katanya.
“Saya sangat tidak setuju dengan komentar ekstrem dan berbahaya ini,” paparnya.
Michigan telah menjadi pemain sentral dalam seruan gencatan senjata Israel-Hamas karena banyaknya komunitas Arab Amerika dan Muslim di tenggara Michigan, terutama di dan sekitar Dearborn.
Kementerian Kesehatan Gaza memperkirakan sekitar 32.000 warga Palestina tewas akibat serangan balik brutal pasukan Israel setelah Hamas melancarkan serangan ke Israel pada 7 Oktober lalu.
Biden telah mendesak Israel untuk mengambil tindakan proporsional yang membatasi korban sipil namun tidak menuntut gencatan senjata.
Setelah seruannya viral dan menuai hujatan banyak orang, Walberg mengklarifikasi bahwa komentarnya bahwa Gaza harus “seperti Hiroshima dan Nagasaki” tidaklah literal.
Walberg mengatakan kata-kata itu hanyalah metafora.
“Sebagai seorang anak yang tumbuh di era Perang Dingin, hal terakhir yang saya anjurkan adalah penggunaan senjata nuklir,” tulisnya.
“Dalam klip singkatnya, saya menggunakan metafora untuk menyampaikan perlunya Israel dan Ukraina memenangkan perang mereka secepat mungkin, tanpa membahayakan pasukan Amerika,” ujarnya.
“Alasan saya justru kebalikan dari apa yang diberitakan: Semakin cepat perang ini berakhir, semakin sedikit nyawa tak berdosa yang terjebak dalam baku tembak,” lanjutnya.
“Semakin cepat Hamas dan Rusia menyerah, semakin mudah mereka bergerak maju. Penggunaan metafora ini, bersamaan dengan penghapusan konteks, mendistorsi pesan saya, namun saya sepenuhnya mendukung sekutu kami.”
Bom nuklir yang dijatuhkan AS di Hiroshima dan Nagasaki—dua kota di Jepang—yang mengakhiri teater Pasifik Perang Dunia II menewaskan antara 130.000 hingga 230.000 orang, menurut perkiraan akademis. Senjata nuklir modern sekitar 80 kali lebih kuat dibandingkan bom nuklir tahun 1940-an. (tia)