Habib Ja’far: Makanan Halal Saja Tidak Cukup, Perlu Unsur Thayyiban

JagatBisnis.com –  Islam memberikan syarat bahwa makanan harus memenuhi dua syarat, yaitu halal dan thayyiban. Apalagi dalam menjalankan ibadah puasa di bulan Ramadhan, kualitas makanan harus memperhatikan dua unsur itu. Karena kualitas makanan dari segi halal saja ternyata tidak cukup. Jadi, perlu unsur thoyyib atau baik yang mengiringi kehalalan suatu makanan.

Demikianlah pesan inspiratif mengenai keutamaan berbagi di bulan Ramadhan yang disampaikan Habib Husein bin Ja’far Al Hadar (Habib Ja’far dalam acara Buka Puasa Akbar yang diselenggarakan BAZNAS, Bango dan Royco di Masjid Istiqlal, Jakarta, Jumat (15/3/2024).

Habib menjelaskan, makna berpuasa adalah mengendalikan perut dari hal-hal yang haram dan tidak baik. Selain halal, harus ada unsur kebaikan dalam setiap yang dikonsumsi. Jika urusannya adalah halal, maka hal yang perlu dipastikan adalah zat yang terkandung dari makanan tersebut. Cara penyajian sampai persiapan makanan juga dapat mempengaruhi kehalalan.

“Bisa makruh, kalau makanan yang disajikan terbuat dari emas dan halal kalau yang disajikan bukan babi atau minuman keras,” tegas Habib.

Sedangkan, kriteria thoyyiban, lanjutnya, menurut Imam Ibnu Katsir, makanan yang baik bagi tubuh, kesehatan dan jiwa serta lezat. Dalam Islam, kelezatan makanan menjadi perhatian khusus. Karena lezat itu bagian dari kebaikan yang diperintahkan dari Al-Qur’an.

“Makanya, ada keistimewaan perempuan yang memasak di bulan Ramadhan diperbolehkan mencicipi suatu makanan dan mengeluarkannya kembali hanya untuk memastikan rasanya. Itulah pentingnya kelezatan makanan dalam Islam,” ungkapnya.

Imam Besar Masjid Istiqlal KH Nasaruddin Umar menambahkan, saat berbagi pada sesama di bulan Ramadhan, makanan yang diberikan memang harus yang halalan thayyiban. Halal artinya memenuhi semua persyaratan kehalalan, mulai dari bahan makanan yang digunakan hingga cara pengolahannya. Sedangkan, thayyiban adalah yang memberikan manfaat bagi tubuh.

“Untuk berbuka puasa, makanan yang thayyiban adalah yang bergizi seimbang. Selain itu, kelezatannya pun perlu diperhatikan agar dapat menyempurnakan nikmat dan rasa syukur saat berbuka. Maka, dengan terpenuhinya aspek halal dan thayyiban Insya Allah sedekah dalam bentuk makanan ini akan mendatangkan banyak kebaikan bagi mereka yang mengonsumsinya,” terang KH Nasaruddin.

Dia memaparkan, Unilever Indonesia sudah lama bersahabat dengan Masjid Istiqlal, yaitu dalam berbagi untuk kemaslahatan umat. Selama bulan Ramadhan program kerja sama ini akan menjangkau para mustahik yang terdiri dari kaum duafa, yatim piatu, hingga para santri dan santri putri di pesantren. Paket buka puasa yang diberikan mencakup menu lezat bergizi seimbang sesuai pedoman

“Isi Piringku, diantaranya menu ayam goreng dan semur telur yang tidak hanya lezat namun juga kaya akan kandungan protein hewani yang mutlak dibutuhkan tubuh saat berpuasa,” tutup KH Nasaruddin. (eva)

MIXADVERT JASAPRO