Harga Beras Mahal, Bulog: Ada Faktor Luar Negeri dan Dalam Negeri

JagatBisnis.com –  Harga beras di Indonesia masih tinggi hingga saat ini. Direktur Utama Perum Bulog, Bayu Krisnamurthi, menilai ada dua faktor yang menyebabkan harga beras mahal, yaitu faktor luar negeri dan faktor dalam negeri.

Faktor luar negeri yang mempengaruhi harga beras adalah aksi kelompok militan Houthi yang mengganggu arus logistik di Laut Merah. Kondisi tersebut menyebabkan harga pupuk mahal, yang berdampak pada biaya produksi beras.

“Harga pupuk di Indonesia naik 20-30%. Ini karena harga pupuk dunia naik,” kata Bayu dalam konferensi pers, Selasa (30/1).

Baca Juga :   Pelindo Siap Bongkar Muat Beras Impor 24 Jam Demi Cegah Krisis Pangan

Faktor dalam negeri yang mempengaruhi harga beras adalah fenomena El Nino. Fenomena ini menyebabkan masa tanam yang terlambat, sehingga pasokan beras menjadi seret.

“Sebagian petani kita terlambat tanamnya, lalu mulai Januari mereka tanam. Ini menyebabkan pasokan beras menjadi seret,” kata Bayu.

Baca Juga :   Ini Alasan Bulog Tak Masuk Holding BUMN Pangan

Bulog sendiri telah melakukan berbagai upaya untuk menekan harga beras. Salah satunya adalah dengan meningkatkan stok beras.

“Saat ini stok beras Bulog mencapai 2,5 juta ton. Ini cukup untuk memenuhi kebutuhan masyarakat selama 8 bulan,” kata Bayu.

Bulog juga telah melakukan kerja sama dengan pemerintah daerah untuk menyalurkan beras subsidi.

Baca Juga :   Pemerintah Beri Tambahan Bansos Beras dan BLT El Nino Rp400.000 untuk Bantu Masyarakat

“Kami menyalurkan beras subsidi kepada masyarakat miskin dan rentan miskin,” kata Bayu.

Harga beras di Indonesia saat ini berkisar antara Rp10.000-Rp12.000 per kilogram. Harga ini lebih tinggi dari harga eceran tertinggi (HET) yang ditetapkan pemerintah, yaitu Rp9.000 per kilogram.

Harga beras yang mahal ini menjadi perhatian publik. Sejumlah pihak meminta pemerintah untuk mengambil langkah-langkah untuk menekan harga beras. (tia)

MIXADVERT JASAPRO