Ini Alasan Bulog Tak Masuk Holding BUMN Pangan

JagatBisnis.com –  Kementerian BUMN telah membentuk Holding Pangan bernama ID FOOD per 31 Desember 2021. Tujuan pembentukan ID FOOD adalah membentuk ekosistem pangan terintegrasi dari hulu ke hilir guna mendukung ketahanan dan kedaulatan pangan. Ada 5 perusahaan BUMN yang menjadi anggota Holding BUMN Pangan, yaitu PT Garam, PT PPI, PT Sang Hyang Seri, PT Perindo dan PT Berdikari.

Menteri BUMN Erick Thohir mengungkapkan, alasan utama kenapa Perum Bulog tidak masuk dalam ID Food. Karena, Bulog difokuskan sebagai stabilisator harga pangan. Maka, sebagai stabilisator akan melakukan langkah intervensi ketika harga pangan, khususnya beras, mengalami kenaikan di pasaran.

“Langkah intervensi itu berupa pembelian beras dengan nilai tertentu. Jadi, ketika ada Harga naik, nantinya Bulog bisa membeli barang-barang dengan nilai tertentu. Harga itu dimasukan dalam pergudangan supaya stabilization untuk harga pangannya sendiri,” papar Erick saat rapat kerja bersama Komisi VI DPR, Gedung DPR RI, Jakarta, Selasa (25/1/2022).

Baca Juga :   Terdakwa: Kementrian BUMN Harusnya Ikut Diperiksa dalam Korupsi Jiwasraya

Dia menjelaskan, PT RNI sebagai induk holding, ID FOOD difokuskan pada market atau pasar. Oleh karena itu, BUMN dyang tergabung dalamnya menjadi offtaker dari hasil produksi para petani, peternak, hingga nelayan. PT Perindo pun telah melakukan uji coba dengan meningkatkan standar produk perikanan, mengemasnya dalam bentuk vakum, dan mengirim ke banyak negara.

Baca Juga :   Kementerian BUMN Salurkan Bantuan Modal Tanpa Agunan di Sumatera Selatan

“Selain itu, PT Sang Hyang Seri yang bergerak di sektor pertanian melakukan hal serupa. Jadi, tidak usah berkompetisi dengan beras petani yang memang tentu untuk kebutuhan domestik. Makanya, kami mendorong Sang Hyang Seri memproduksi beras berkualitas tinggi untuk bersaing di pasar Timur Tengah,” pungkasnya. (*/eva)

MIXADVERT JASAPRO