Aksi Boikot, CEO Starbucks: Kami Bela Kemanusiaan

starbucks Foto: Blibli.com

JagatBisnis.com –  Aksi boikot terhadap jaringan kedai kopi Starbucks terus meluas. Aksi ini dipicu oleh gugatan yang dilayangkan perusahaan terhadap serikat pekerja Starbucks Workers United, yang menyuarakan dukungan terhadap Palestina.

Dalam suratnya kepada karyawan, CEO Starbucks Laxman Narasimhan mengatakan bahwa para pemboikot telah dipengaruhi oleh gambaran keliru di media sosial. Ia menegaskan bahwa Starbucks membela kemanusiaan, dan tidak berpihak pada salah satu pihak dalam konflik Israel-Palestina.

Narasimhan juga mencatat bahwa banyak toko Starbucks yang mengalami vandalisme. Perusahaan telah bekerja sama dengan aparat keamanan setempat untuk memastikan keselamatan para pekerja maupun pelanggannya.

Baca Juga :   Starbucks Mesir Obral Diskon Besar-besaran, Terdampak Boikot Anti-Israel

Starbucks belum menjelaskan dampaknya terhadap penjualan mereka. Namun, terdapat tanda-tanda bahwa perusahaan mengalami penurunan penjualan. Analis JP Morgan John Ivankoe menurunkan perkiraan penjualan Starbucks di AS untuk kuartal pertama, yang terlihat penjualan lebih lambat. Harga saham Starbucks anjlok akibat berita tersebut.

Sementara itu, video yang diposting di media sosial menunjukkan protes dan kondisi toko yang kosong di London, Australia, Dubai dan tempat lain. Starbucks juga menebar diskon lebih banyak untuk menarik pelanggan, termasuk minuman dengan setengah harga pada hari Kamis.

Baca Juga :   Starbucks Mogok Kerja di Hari Promo, Tuntut Kenaikan Gaji

Sebelumnya, Starbucks menggugat serikat pekerja Starbucks Workers United pada bulan Oktober, usai serikat pekerja tersebut mengunggah pesan pro-Palestina di media sosial. Starbucks mengatakan bahwa pihaknya dengan tegas mengutuk tindakan terorisme, kebencian dan kekerasan.

Namun, para pengunjuk rasa melihat langkah Starbucks sebagai pro Israel. Pada pertengahan November, perusahaan mengajukan kembali gugatannya. Kali ini, tuntutan tersebut menyampaikan pernyataan pihaknya menghormati hak-hak pekerja untuk memberi pandangan mengenai perang di Timur Tengah dan isu-isu politik lainnya. Gugatan tersebut bertujuan untuk melindungi keselamatan pekerja dan reputasi Starbucks.

Baca Juga :   Bantuan Kemanusiaan China dan Dukungan Internasional untuk Korban Gempa Maroko

Sebuah survei yang dilakukan oleh lembaga penelitian YouGov menunjukkan bahwa 74% orang di Inggris mendukung aksi boikot terhadap Starbucks. Survei tersebut juga menunjukkan bahwa 66% orang di Amerika Serikat mendukung aksi boikot tersebut.

Aksi boikot terhadap Starbucks ini menjadi salah satu contoh bagaimana konflik Israel-Palestina terus memicu ketegangan di berbagai belahan dunia. (tia)

MIXADVERT JASAPRO