Jalur Komunikasi di Gaza Kembali Terputus

JagatBisnis.com Jalur Gaza kembali menghadapi pemadaman total layanan telekomunikasi, termasuk internet. Hal itu disebabkan oleh terus berlanjutnya agresi Israel yang turut menargetkan infrastruktur sipil.

Kantor berita Palestina, WAFA, pada Kamis (21/12/2023), melaporkan bahwa ini merupakan kali keenam Gaza menghadapi pemadaman total layanan telekomunikasi sejak dimulainya agresi Israel pada 7 Oktober 2023.

Untuk pemadaman terbaru, Direktur Eksekutif Otoritas Regulasi Telekomunikasi Kementerian Komunikasi dan Teknologi Informasi Palestina, Laith Daraghmeh, menjelaskan melalui panggilan telepon dengan WAFA bahwa pasukan Israel menghancurkan generator yang menggerakkan divisi utama dari Khan Younis, di selatan Jalur Gaza.

“Serangan udara Israel mengebom jaringan serat optik, jalur akses internet utama di Jalur Gaza, setelah mereka mengebomnya dua hari lalu,” kata Daraghmeh seperti dilaporkan WAFA.

Baca Juga :   Distribusi Bantuan ke Gaza, Pemerintah Gandeng UNRWA dan Bulan Sabit Merah Mesir

Daraghmeh mengungkapkan, dibutuhkan waktu 10 jam berturut-turut untuk memperbaiki kerusakan pada jaringan serat optik. Hal itu karena akses menuju ke sana sulit akibat hancurnya jalanan oleh serangan-serangan udara Israel.

Dalam siaran pers singkatnya, perusahaan telekomunikasi Ooredoo juga mengumumkan bahwa mereka menutup layanan di tengah dan selatan Jalur Gaza. Namun perusahaan berbasis di Qatar itu masih mempertahankan sebagian layanannya di utara.

Bulan lalu, Perusahaan Telekomunikasi Palestina (Paltel Group) sempat mengumumkan gangguan total pada jaringan telepon rumah, seluler, dan internet di seluruh Jalur Gaza. Paltel Group merupakan penyedia layanan telekomunikasi terbesar di Palestina.

Baca Juga :   Serangan Udara Israel Mengakibatkan Infrastruktur di Gaza Hancur

“Kami dengan menyesal mengumumkan bahwa semua layanan telekomunikasi di Jalur Gaza tidak berfungsi karena semua sumber energi yang menopang jaringan telah habis, dan bahan bakar tidak diperbolehkan masuk,” kata Paltel Group dalam sebuah pernyataan pada 16 November 2023 lalu, dikutip WAFA.

Sebelumnya Paltel Group telah menyampaikan bahwa pusat data utama dan saklar di Jalur Gaza ditutup secara bertahap akibat habisnya bahan bakar. Elemen jaringan utama hanya bergantung pada baterai.

Baca Juga :   Jumlah Korban Tewas di Gaza Jadi 16.200 Orang

Sejak melancarkan agresi pada 7 Oktober 2023 lalu, Israel sempat melarang adanya pasokan atau pengiriman bahan bakar ke Gaza. Selain itu, Israel pun memotong aliran listrik ke wilayah yang telah diblokadenya selama 16 tahun tersebut.

Saat ini pertempuran masih terus berlangsung di utara dan selatan Gaza. Namun, Israel lebih mengintesifkan serangannya ke wilayah selatan. Hingga Rabu, jumlah warga Gaza yang terbunuh akibat agresi Israel telah menembus 20.000 jiwa.

Sementara korban luka hampir mencapai 53.000 orang. Jumlah itu dihitung sejak Israel memulai agresinya ke Gaza pada 7 Oktober 2023. (tia)

MIXADVERT JASAPRO