Perlukah Pakai Masker untuk Cegah Cacar Monyet?

Ilustrasi Foto; Detikcom

JagatBisnis,com –  Mencuatnya kasus Monkeypox (Mpox) atau cacar monyet di Indonesia terutama di wilayah Ibu Kota Jakarta membuat publik cukup khawatir. Terlebih potensi penularan penyakit ini yang dapat menyebar melalui droplet atau percikan cairan mulut. Lantas perlukah masyarakat kembali menggunakan masker?

Ketua Satgas Mpox PB Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Hanny Nilasari mengatakan, pihaknya tak menampik ada potensi penularan cacar monyet melalui percikan air liur dari orang yang terkonfirmasi positif.

“Karena beberapa laporan ternyata mengidentifikasi bahwa ada lesi di sekitar rongga mulut, dan kemudian di sekitar tonsil atau area bagian dalam mulut kita, itu yang juga terinfeksi dan ada lesinya,” ucap Hanny dalam diskusi daring, Selasa (7/11/2023).

Baca Juga :   Kasus Cacar Monyet di Jakarta Bertambah Jadi 25 Orang

Hanny menjelaskan, pada saat pasien melakukan komunikasi dengan jarak dekat dengan waktu yang relatif lama dan tanpa menggunakan masker maka ada potensi seseorang terkena cacar monyet.

Hanny pun menganjurkan masyarakat dan juga pasien dapat mewaspadai hal tersebut, salah satunya dengan penggunaan masker.

Baca Juga :   Cacar Monyet Kemungkinan Sudah Ada di Indonesia, namun Belum Terdeteksi'

“Kemudian dropletnya itu bisa menularkan dan bisa mengandung virus. Sehingga memang tidak menjadi sesuatu hal yang sangat prioritas untuk penggunaan masker, tetapi masih dianjurkan,” ujar dia menambahkan.

Sebelumnya, Ketua Umum (Ketum) PB IDI Adib Kumaidi mendorong masyarakat untuk mulai meningkatkan kesadaran terhadap penyebaran cacar monyet.

Berkaca dari cepatnya penyebaran kasus di Kalangan kelompok berisiko terutama lelaki seks lelaki (LSL), Adib mengatakan bahwa pandemi COVID-19 dapat menjadi pembelajaran bagi Indonesia.

Baca Juga :   IDI: Vaksin Cacar Monyet Harus Selektif karena bisa Berakibat Perikarditis

“Saya cuma ingin memberikan sebuah highlight kemunculan penyakit cacar monyet yang tidak terduga dan penyebaran kasusnya secara geografis menunjukkan virus cacar monyet mungkin telah beredar (transmisi lokal). Bahwa tingkat yang dapat dideteksi oleh sistem pengawasan,” beber Adib.

“Jadi pada dasarnya pengalaman dari COVID-19 sebenarnya memberikan pembelajaran bagi kita untuk meningkatkan surveillance epidemiologi,” sambung dia.

Upaya tersebut dilakukan dengan penyelidikan epidemiologi dan penyiapan laboratorium pemeriksa. (tia)

MIXADVERT JASAPRO