Berita  

Kualitas Udara Buruk di Singapura Akibat Kebakaran Hutan di Indonesia

JagatBisnis.com – Kualitas udara di Singapura merosot ke tingkat tidak sehat pada hari Sabtu ini, menurut data resmi, akibat meningkatnya kebakaran hutan di Indonesia yang mengakibatkan kabut asap melintasi perbatasan dan menghantui kota tersebut.

Pukul 14.00, pembacaan Indeks Standar Pencemaran 24 jam di sebagian wilayah timur dan tengah Singapura melampaui angka 100, tingkat di mana masyarakat disarankan untuk menghindari aktivitas berat di luar ruangan dalam waktu lama.

Kabut asap lintas batas telah menjadi masalah yang kronis di Asia Tenggara karena regulasi yang belum memadai mengenai praktik pembukaan lahan dengan cara menebang dan membakar. Pada hari Jumat, Badan Lingkungan Hidup Nasional Singapura melaporkan bahwa terdapat 212 titik panas terdeteksi di pulau Sumatra, meningkat tajam dari 65 pada hari Kamis dan 15 pada hari sebelumnya.

Baca Juga :   Kebakaran di Medan Amplas Tewaskan 2 Bocah

Perubahan arah angin yang singkat pada Jumat sore membawa sebagian kabut tipis menuju Singapura, memperburuk kualitas udara di negara tersebut.

Baca Juga :   Festival Indonesia di Gwanghwamun Square: Mempererat Hubungan Indonesia-Korea Selatan

Metode tradisional pembukaan lahan, yang umumnya digunakan untuk membuka perkebunan kelapa sawit dan pulp, seringkali dikaitkan dengan perusahaan dalam dan luar negeri atau perusahaan yang terdaftar di luar negeri.

Meskipun Indonesia mengklaim telah berusaha untuk memadamkan kebakaran hutan dengan menyemprotkan air dari helikopter dan hujan buatan, negara tetangga seperti Malaysia tetap menghadapi dampak negatif terhadap kualitas udara mereka.

Presiden Joko Widodo mengakui bahwa cuaca kering ekstrem telah memicu kebakaran hutan di berbagai wilayah. Meskipun situasinya masih jauh lebih baik daripada pada tahun 2015 ketika 2,6 juta hektar lahan terbakar, ia mendesak pihak berwenang dan pemerintah daerah untuk segera mengatasi api sebelum meluas.

Baca Juga :   Singapura Menetapkan Syarat-syarat Ketat untuk Pembelian Mobil, Biaya Kepemilikan Mencapai Rp1,2 Miliar

Pada tahun 2015 dan 2019, kebakaran serupa di Indonesia telah menghanguskan jutaan hektar lahan dan menyebabkan kabut asap menyebar ke beberapa negara Asia Tenggara, menghasilkan emisi yang mencapai rekor tertinggi.

(tia)

MIXADVERT JASAPRO