JagatBisnis.com – Suhu udara di Jakarta dan sekitarnya terasa terik belakangan ini. Bahkan suhu tertinggi hari ini diprediksi bisa mencapai 38 derajat Celsius menurut aplikasi Accuweather.
Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengungkapkan alasan suhu di Jakarta dan sekitarnya begitu panas. Deputi Bidang Meteorologi BMKG, Guswanto, mengatakan suhu udara maksimum di wilayah Indonesia 10 hari terakhir terpantau mencapai 35-37 derajat Celsius.
“Kondisi ini merupakan hal yang biasa dan normal terjadi pada musim kemarau dan periode peralihan musim,” kata Guswanto saat dihubungi pada Jumat (29/9).
Saat ini, kata Guswanto, sebagian wilayah Indonesia bagian selatan cenderung masih musim kemarau, hal tersebut akibat adanya angin timuran yang berasal dari belahan bumi selatan yang membawa massa udara kering.
Selain itu, pengaruh El Nino dan IOD Positif menyebabkan potensi pembentukan awan hujan relatif menjadi lebih rendah sehingga musim hujan akan menjadi lebih lambat. Sebagian besar wilayah di Indonesia akan memasuki musim hujan mundur menjadi bulan November.
Kondisi suhu panas atau terik ini dipengaruhi oleh sejumlah faktor, salah satunya posisi semu matahari yang berada di garis khatulistiwa. Sehingga membuat pemanasan sinar matahari cukup optimal di pagi menjelang siang dan siang hari.
“Saat ini, posisi semu matahari pada bulan September berada tepat di atas khatulistiwa sehingga penerimaan sinar matahari cukup merata di wilayah Indonesia termasuk di wilayah Jabodetabek,” ucapnya.
Hal yang sama diungkapkan oleh Senior Forecaster BMKG Riefda Novikarany. Dia menyebut faktor lain cuaca terik belakangan ini karena tingkat pertumbuhan awan yang minim.
“Hal ini turut memicu optimalnya pemanasan sinar matahari sehingga radiasi matahari masuk tanpa ada halangan. Seperti diketahui bahwa pertumbuhan awan dapat menghalangi sinar matahari langsung ke permukaan bumi,” ucap Riefda. (tia)
