Minimnya Literasi Keuangan, Banyak Masyarakat Terjerat Pinjol

Anggota DPR RI Fraksi PKS Anis Byarwati

JagatBisnis.comHasil Survei Nasional Literasi Keuangan (SNLIK) 2022 menunjukkan indeks literasi keuangan masyarakat Indonesia sebesar 49,68 persen, naik dibanding tahun 2019 hanya 38,03 persen. Sementara indeks inklusi keuangan tahun ini mencapai 85,10 persen, meningkat dibanding periode SNLIK tahun 2019 yaitu 76,19 persen.

“Hal tersebut menunjukkan gap antara tingkat literasi dan tingkat inklusi semakin menurun, dari 38,16 persen di tahun 2019 menjadi 35,42 persen di tahun 2022,” kata anggota DPR RI Fraksi PKS Anis Byarwati dalam kegiatan Penyuluhan Jasa Keuangan bertema “Urgensi Literasi dan Inklusi Keuangan”, dihadiri 120 pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) se-Jakarta Timur, akhir pekan lalu.

Menurut dia, mnimnya literasi inilah yang banyak mengakibatkan masyarakat terjerat kasus pinjaman on line (pinjol). Maka, penyuluhan dengan menghadirkan narasumber yang expert dibidangnya menjadi penting.

Baca Juga :   PKS: Jangan Cari Alasan, Jadikan Dana Pensiunan Beban APBN

“Sehingga dapat memberikan penjelasan secara gamblang dan masyarakat bisa memahami dengan lebih baik,” tegasnya dalam keterangan di Jakarta, Senin (14/8/2023).

Baca Juga :   Anis Byarwati Serahkan Bantuan Peralatan Usaha Kepada KUBE Sajada di Cipayung Jaktim

Ketua Dewan Pengurus Pusat (DPP) PKS Bidang Ekonomi dan Keuangan ini menekankan, urgensi peningkatan kualitas literasi keuangan terkait dengan pegelolaan keuangan, tabungan dan infestasi yang langsung berkenaan dengan masyarakat.

Baca Juga :   Politisi PKS: Terkuaknya Pandora Papers Jadi Bukti Penghindaran Pajak

“Hal tersebut akan meningkatkan jumlah pengguna produk dan layanan jasa keuangan yang benar melalui lembaga legal. Sehingga masyarakat terhindar dari akses keuangan illegal,” pungkasnya. (eva)

MIXADVERT JASAPRO