Kata Jokowi Soal Kriteria Capres 2024

Presiden Jokowi Foto: CNBC Indonesia

JagatBisnis.com Presiden Joko Widodo (Jokowi) kembali mengutarakan kriteria presiden yang cocok untuk Pilpres 2024. Kata dia bukan hanya berani, tapi juga konsisten. Siapa yang dimaksud Jokowi?

“Ke depan saya kira bukan tentang siapa presidennya, yang paling penting menurut saya sanggup enggak (untuk) konsisten terhadap apa yang sudah kita mulai ini, berani enggak, ini butuh keberanian,” kata Jokowi dalam pertemuannya bersama sejumlah pemimpin redaksi media nasional di Istana Merdeka, Jakarta, Kamis (10/8).

Sebagaimana dikutip dari keterangan Biro Pers Sekretariat Presiden, Jokowi menilai bahwa keberanian dan konsistensi tersebut diperlukan karena tantangan dan tekanan yang dihadapi Indonesia ke depannya akan semakin meningkat.

Baca Juga :   Jokowi Resmikan Pabrik Industri Baja dan Vaksinasi di Banten

“Nanti butuh yang ke depan karena tekanan-tekanannya menurut saya semakin berat, nyali, keberanian. Yang kedua, konsistensi. Konsistensi itu saja sudah karena butuh daya tahan, butuh endurance,” kata dia.

Jokowi menyebut bahwa kebijakan berani seperti hilirisasi industri akan menghadapi tantangan yang tidak mudah. Ia menyebut tantangan tersebut dapat berdampak terhadap ekonomi nasional sehingga diperlukan konsistensi untuk mempertahankan kebijakan yang telah ada.

Baca Juga :   Pekan Depan, Jokowi Akan Kunjungi Ukraina dan Rusia

Kepala Negara memberi contoh saat Organisasi Perdagangan Dunia atau WTO memenangkan gugatan Uni Eropa soal keputusan Indonesia menyetop ekspor bijih nikel.

“Kita enggak akan berhenti meskipun digugat,” kata dia.

Presiden meyakini bahwa jika Indonesia bisa konsisten mempertahankan hilirisasi industri dalam beberapa tahun ke depan, maka Indonesia bisa menjadi negara maju.

Baca Juga :   Besok, Jokowi Bakal Reshuffle Kabinet?

“Hitungan saya, kalau kita konsisten terus seperti ini dalam kurun 15 tahun, tolong dihitung income per capita (pendapatan per kapita) kita akan naik berapa. Saya yakin di atas 10.000 dolar AS. Artinya sudah masuk ke (kategori) negara maju karena income per capita untuk negara maju kan biasanya di atas 11.000 dolar AS,” ucapnya.

Turut mendampingi Presiden dalam pertemuan tersebut Menteri Sekretaris Negara Pratikno. (tia)

MIXADVERT JASAPRO