Berita  

Pentagon Bantah Skandal Balon Mata-mata: Apakah China Benar-benar Mengumpulkan Data di Atas AS?

Balon Udara Di AS Foto: CNBC Indonesia

JagatBisnis.comPentagon mengumumkan bahwa sebuah balon mata-mata China yang terbang di atas Amerika Serikat awal tahun ini sebelum ditembak jatuh tidak mengumpulkan informasi selama penerbangan di atas negara tersebut. Juru bicara Pentagon, Brigadir Jenderal Pat Ryder, mengatakan bahwa mereka menilai bahwa balon tersebut tidak mengumpulkan informasi saat terbang di atas AS.

Balon mata-mata China tersebut menghabiskan waktu seminggu terbang di atas Amerika Serikat dan Kanada sebelum akhirnya ditembak jatuh oleh militer AS di lepas pantai Atlantik atas perintah Presiden Biden. Kasus ini telah membuat hubungan antara AS dan China semakin tegang.

Sebelumnya, Wall Street Journal melaporkan bahwa analisis beberapa badan pertahanan dan intelijen AS menemukan bahwa balon tersebut membawa peralatan AS yang tersedia secara komersial. Balon tersebut dilengkapi dengan sensor khusus dan peralatan lainnya untuk mengumpulkan foto, video, dan informasi lainnya, yang kemudian dikirim ke China sesuai dengan laporan tersebut yang mengutip pejabat AS.

Temuan ini mendukung kesimpulan bahwa balon tersebut dimaksudkan untuk melakukan kegiatan mata-mata, bukan hanya untuk pemantauan cuaca seperti yang diklaim oleh China. Namun, balon tersebut tidak mengirimkan data dari perjalanan delapan hari di atas Alaska, Kanada, dan beberapa negara bagian AS yang berdekatan dengan China.

Meskipun kasus ini telah menciptakan kegemparan di beberapa negara, diduga bahwa balon mata-mata China masih terus beroperasi. Pada tanggal 27 Juni 2023, dilaporkan bahwa balon mata-mata China terdeteksi mengudara di wilayah Taiwan. Temuan terbaru menunjukkan bahwa Taiwan dan Jepang menjadi sasaran utama di Asia Timur. (tia)

MIXADVERT JASAPRO