Rusia Tolak Usulan Prabowo: Tegangnya Ukraina, Impian Referendum Ulang Sirna?

Rusia Foto : https://kumparan.com/

JagatBisnis.com – Rusia berterus terang sudah memperhatikan usulan perdamaian buat memberhentikan perang di Ukraina yang diajukan oleh Menteri Pertahanan RI Prabowo Subianto minggu lalu. Dari 5 poin rukun itu, ada satu usulan yang ditolak Moskow.

Lalu, apakah itu?

Ahli ucapan Departemen Luar Negara Rusia, Maria Zakharova, menyinggung pertanyaan usulan Prabowo buat melakukan referendum— yang bagi Rusia berarti referendum balik— di wilayah- wilayah yang disengketakan antara Rusia dan Ukraina.

Tujuannya, bagi Prabowo, buat membagikan independensi untuk para masyarakat di situ dalam memastikan nasibnya sendiri.

Dalam penjelasan tercatat yang diluncurkan oleh Kedutaan Besar Rusia di Jakarta pada Kamis( 8/ 6), Zakharova berkata usulan terkait referendum balik itu tidak dibutuhkan.

Kita menyangka referendum balik di wilayah- wilayah terkini hal bergabungnya Rusia tidak dibutuhkan,” ucap Zakharova.

Alasan ini, hubung Zakharova, didapat bersumber pada pada kenyataan kalau ketetapan masyarakat Donetsk( Republik Orang Donetsk/ DPR), Luhansk( Republik Orang Luhansk/ LPR), Zaporizhzhia, dan Kherson lewat referendum yang digelar pada September 2022 sudah bertabiat akhir dan tidak bisa direvisi.

Baca Juga :   Bagaimana Biden Bisa Diam-diam ke Ukraina Tanpa Tahu Orang Banyak?

Bagi Rusia, penajaan pemungutan suara sepanjang 5 hari di keempat provinsi kala itu tidak melanggar prinsip- prinsip Piagam PBB.

Tetapi, Ukraina dan Barat memandang kebalikannya— aksi Rusia merupakan bawah tangan dan hasil referendum itu merupakan ilegal.

Gimana Pemecahan Damainya?

Zakharova menambahkan, permasalahan penting yang mengakibatkan perang antara kedua negeri orang sebelah ini tidak menyambangi berakhir ialah kalau Ukraina sungkan menyudahi bertarung, sungkan balik kerak, dan malah berniat buat jadi juara dalam perang itu.

“ Permasalahan kuncinya merupakan pemerintahan Kiev tidak cuma sungkan menyudahi bertarung, namun pula menyatakan niatnya buat menaklukkan( semacam yang mereka tuturkan) Rusia di‘ area perang’, dan seluruhnya melepaskan mungkin politik dan diplomatik buat menuntaskan bentrokan,” nyata Zakharova.

Baca Juga :   Rusia Tembak Jatuh 2 Drone Ukraina di Depot Minyak Moskow

Ia pula menyinggung pertanyaan gimana Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mencegah jajarannya di tingkatan legislatif buat berbahas dengan Rusia, sepanjang Vladimir Putin sedang jadi Presiden Rusia.

Aksi Kiev semacam itu ditaksir malah cuma akan memanjangkan bentrokan.

Alhasil, pemecahan yang ditatap cocok oleh Rusia merupakan mendesak Ukraina buat bersandar di meja perundingan dan meneruskan balik dialog rukun yang luang terhambat tahun lalu.

“ Kita mengusulkan supaya seluruh negeri dan badan yang mau berkontribusi pada penanganan rukun wajib mementingkan usaha mereka dengan cara spesial buat menanggulangi pemerintahan Kiev dan para patron Barat, yang mengakhiri cara perundingan pada bulan April 2022 dan lalu berjudi untuk memanjangkan bentrokan,” tutur Zakharova.

“ Perihal ini tercantum pantangan buat berunding dengan Rusia di tingkatan legislatif di Ukraina, cadangan senjata, aktivitas terorisme, statment kalau tidak terdapat perundingan, tidak terdapat perdamaian, cuma terdapat area perang,” hubung ia.

Baca Juga :   Krisis Ukraina, Emas Jadi Pelarian Para Investor

Tidak hanya itu, bagi Zakharova metode penting yang lain yang butuh dicoba oleh dunia global ialah ajak Zelensky buat menyudahi bertarung dan menuntaskan bentrokan dengan perbincangan.

“ Sedangkan pihak Barat wajib menyudahi memompa senjata ke angkatan bersenjata Ukraina, mengirim angkatan biaya, dan melatih tentara Ukraina. Ini, dalam pemikiran aku, merupakan usaha yang bagus,” ucapnya.

5 Usulan Prabowo

Prabowo mengantarkan ide perdamaian Ukraina- Rusia di IISS Shangri- La Dialogue 2023, forum pertemuan para menhan di Singapore.

Poin kelima usulan Prabowo merupakan” PBB lekas mengorganisir dan melakukan referendum di area yang jadi bentrokan buat  membenarkan dengan cara adil harapan kebanyakan dari masyarakat di wilayah- wilayan itu.” Poin inilah yang ditolak Rusia.

Sedangkan, Ukraina menolak ide Prabowo sebab lebih pada usulan Rusia, bukan usulan Indonesia. Ukraina pula mengatakan usulan itu abnormal. (tia)

MIXADVERT JASAPRO