Bali Tertutup untuk Turis Nakal

JagatBisnis.com –   Pulau Dewata yang selalu menjadi tujuan wisata baik itu turis lokal maupun turis mancanegara mulai mengetatkan aturan baik itu yang tertulis secara adat maupun norma daerah itu atau Perda Bali untuk mencegah perbuatan para turis asing itu berbuat onar di Bali.

Bali sepertinya serius untuk mengurangi datangnya wisatawan. Karena, belakangan begitu banyak kasus turis asing yang nakal.
Gubernur Bali I Wayan Koster berencana menerapkan kuota wisatawan asing berkunjung ke Pulau Dewata. Hal tersebut buntut dari maraknya wisatawan asing melanggar dan bertindak nakal.

“Nah, sekarang ini ada fenomena baru, sejumlah wisatawan yang melakukan kenakalan, tidak tertib, paling banyak dari Rusia. Dan apa yang muncul ini tidak bisa begitu saja kami hentikan tiba-tiba, karena kami ketika memulihkan pariwisata, Bali berupaya untuk membangkitkan agar pariwisata ini berjalan lagi,” kata Koster di Hotel Trans Resort Bali, Seminyak, Kuta Utara, Badung, Kamis (4/5/2023).

Baca Juga :   We Love Bali, Menikmati Keindahan 3 Spot Snorkeling di Susa Lembongan

Koster mengungkap sejak Januari 2023 hingga sekarang tercatat ada 101 warga negara asing (WNA) dideportasi dari Indonesia. Dari jumlah tersebut mayoritas WNA asal Rusia.

“Ada yang dideportasi, ada yang diproses hukum di sini. Proses hukum pidana, yang dideportasi sudah 100 lebih dan paling banyak Rusia 27,” katanya.

Baca Juga :   Mulai 4 Februari, Pintu Masuk Internasional di Bali Dibuka Bertahap

Menurut Koster, WNA Rusia yang ada di Bali sebanyak 50 ribu orang. Namun, yang dideportasi hanya 27 orang karena pelanggaran berat.

“Nah ini, tidak bisa diatasi kasus per kasus, karena itu saya sedang berupaya untuk menjalankan kebijakan yang sudah diatur dalam peraturan daerah provinsi Bali,” ungkap dia.

Hal itu akan dibahas dalam agenda seminar ‘Haluan Pembangunan Bali 100 tahun’. Koster terbuka untuk menerapkan sistem kuota bagi wisatawan mancanegara di Bali.

Baca Juga :   PLN Perkuat Jaringan Transmisi di Bali Jelang KTT G20

“Jadi kami akan menerapkan satu kebijakan tidak lagi mass tourism, akan kami batasi dengan menerapkan sistem kuota. Sistem kuota dalam 100 tahun ke depan ini. Kalau kami biarkan terus lama-lama ini yang datang ini wisatawan murahan; paling makan nasi bungkus, naik sepeda motor, udah begitu melanggar lagi, terakhir bobol ATM,” jelasnya.

Menurut Koster, permasalahan itu harus diatasi secara komprehensif. Untuk kuota wisatawan yang antre, lanjut dia, juga mesti dibarengi dengan kapasitas dan kekuatan daya dukung. (den)

MIXADVERT JASAPRO